"Dilihat dari situasi ekonomi dan politik, kita cukup menargetkan pertumbuhan 10 persen," ujar Eddy.
"Kita optimistis karena sektor properti ke depan ini sudah merupakan sektor industri yang strategis. Kita tahu, backlog perumahan jumlahnya masih besar, karena itu kita yakin pertumbuhan properti nasional akan naik," imbuh Eddy.
Menurutnya, jika ada semacam dorongan dari Pemerintah, khususnya Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera), pertumbuhan sektor properti bisa sama seperti tahun lalu. Tapi, sejauh ini REI masih khawatir atas beberapa hal.
"Yang justeru kami khawatirkan adalah kenaikan suku bunga kredit dan aturan BI tentang LTV. Sekarang kondisi real-nya, bank sudah mulai menaikkan bunga KPR dan itu sangat memukul daya beli," ujar Eddy.
Beberapa waktu lalu, kebijakan Bank Indonesia mengenai pengetatan pengajunan KPR juga menyebabkan "riak kecil" dalam perekonomian Indonesia. REI bahkan melaporkan penjualan (properti) menurun hingga 30 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.