Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merawat Taman yang Semrawut, Buntut dari Banjir Hanya Selutut!

Kompas.com - 19/01/2014, 13:27 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Kalau pun hanya selutut orang dewasa, banjir tetap membawa kerusakan. Meskipun tidak sampai masuk ke dalam rumah, genangan air tetap merusak pekarangan rumah Anda.

Banjir yang melanda Jakarta memang menerjang segala sesuatu yang menghalanginya. Saat mulai surut, kondisi pekarangan pasti berantakan. Untuk itulah, Anda harus merancangnya kembali taman di halaman rumah.

houzz.com Banjir yang melanda Jakarta memang menerjang segala sesuatu yang menghalanginya. Saat mulai surut, kondisi pekarangan pasti berantakan. Untuk itulah, Anda harus merancangnya kembali taman di halaman rumah.
Tak cukup hanya membersihkan dari lumpur dan pasir, tapi ada beberpa strategi jitu untuk merawatnya. Khususnya tips untuk menyuburkan tanaman dan menghindarinya dari hama. Simak berikut ini:

Abu

Kembalikan kondisi taman Anda lebih cerah dengan menanam bunga-bunga beraneka warna. Bagi penggemar bunga mawar, Anda bisa gunakan abu batang kayu untuk menyuburkannya. Caranya, taburkan abu pada akar bunga mawar seminggu sekali dan lihat hasilnya! Bila ingin bunga lebih lebat, gunakan air kondensasi AC setiap hari, serta memotong bunga kering.

Kulit pisang 

Tumbukkan kulit pisang yang telah Anda simpan beberapa hari juga bisa menyuburkan tanaman bunga Anda. Taburkan tumbukan kulit pisang tiap pagi dan sore.

shutterstock.com Tak cukup hanya membersihkan dari lumpur dan pasir, tapi ada beberpa strategi jitu untuk merawatnya. Khususnya tips untuk menyuburkan tanaman dan menghindarinya dari hama.
Vetsin

Selain kedua solusi ini, Anda juga bisa menggunakan vetsin. Taburkan vetsin ke media tanam dan siram dengan air bersih sedikit-sedikit hingga meresap pada media tanam. Ulangi setiap lima hingga tujuh hari.

Agar-agar

Untuk menjaga kesuburan tanaman, sebaiknya Anda menyiram tanaman Anda setiap hari dan sesekali memberinya pupuk. Namun, ada pengganti pupuk yang bisa Anda gunakan. Pengganti pupuk ini relatif murah, yaitu serbuk agar-agar. Anda hanya memerlukan air panas, air dingin, dan serbuk agar-agar.

shutterstock.com Bila ingin bunga lebih lebat, gunakan air kondensasi AC setiap hari, serta memotong bunga kering.
Caranya juga mudah. Ambil satu sampai dua sendok makan serbuk agar-agar. Larutkan dalam segelas air panas. Setelah larut, tambahkan sedikit demi sedikit air dingin sebanyak tiga gelas. Aduk rata. Setelah larutan siap, segera siramkan pada tanaman di rumah Anda. Berikan seminggu sekali. Selain agar-agar, Anda juga dapat menggunakan sisa-sia obat di rumah Anda untuk menyuburkan tanaman.

Sirih dan oli

Selain merawat, Anda juga harus membantu tanaman Anda "melawan" hama. Untuk membasmi ulat pohon, campurkan kapur sirih dan oli dengan perbandingan 1:1. Ambil sesendok-sesendok dan bungkus dengan daun pisang. Ikatkan bungkus-bungkus daun pisang pada batang pohon Anda.

Cabai

Gunakan juga campuran cabai merah keriting yang dihaluskan dengan blender dan 600 ml air. Jemur campuran ini di bawah terik matahari. Saring, dan masukkan larutan cabai ke botol spray. Kini Anda punya pestisida buatan Anda sendiri.

Sumber: 200 Ide Kreatif Seputar Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com