Demikian halnya yang dilakukan secara gencar oleh Qatar. Mereka menyebar uang dalam bentuk investasi di sektor infrastruktur, properti, penerbangan komersial dan media massa. Tak tanggung-tanggung, negeri petro dollar mungil ini membenamkan investasi di salah satu negara adikuasa, Amerika Serikat.
Sejak 2010 lalu, Qatar secara tidak langsung, ikut menarik Amerika Serikat dari keterpurukan akibat resesi ekonomi 2008. Mereka menanamkan modal di Washington DC, dan beberapa kota besar strategis lainnya di AS.
Salah satu lengan investasi pemerintah di negeri jazirah Arab ini, Qatari Diar Real Estate Investment Co, sepakat membenamkan dana sebesar 650 juta dollar AS atau setara dengan Rp 7,6 triliun pada 2010 lalu.Mereka membangun megaproyek (infrastruktur dan properti) di pusat kota Washington DC senilai 1 miliar dollar AS (Rp 11,7 triliun).
Dengan investasi sebesar itu, menjadikan Qatar sebagai pemegang saham mayoritas dan berpengaruh.
Sejak Qatar masuk, persebaran uang di AS tersebut meningkat secara sistematis. Menyusul kemudian Al Faisal Group yang juga merupakan sayap investasi properti Qatar. Mereka mengakuisisi Radisson Blu Aqua Hotel, di Chicago, tahun lalu.
Para analis independen menilai, ekspansi dan investasi bisnis besar-besaran yang dilakukan Qatar mengisyaratkan perubahan mikro yang dapat mempengaruhi investasi properti di wilayah terkemuka seperti Washington dan New York.
Sebelumnya pada tahun 2013, pimpinan bank yang membiayai City Center Project, Khalid al - Subeai, mengatakan, bahwa mereka meminati pasar properti AS karena menawarkan fundamental menarik di tahun-tahun mendatang.
Guna mendukung realisasi investasi dan ekspansi tersebut, mereka memberikan konfirmasi dengan pembelian 50 pesawat Boeing 777. Aksi borong pesawat ini kian menegaskan bahwa Qatar serius melakukan ekspansi bisnisnya.
Diperkuat lagi dengan pembelian jaringan televisi seharga 50 juta dollar AS (Rp 588,2 miliar) sekaligus meluncurkan Al Jazeera Amerika.
Hal tersebut dapat menyebabkan saling ketergantungan. AS akan mampu membela Qatar terhadap "serangan" negara-negara tetangganya.
Kendati pun latar belakang politis dikesampingkan, investasi di sektor properti terutama di daerah elite dan berpengaruh seperti New York dan Wasington akan memperkuat ekonomi dan properti AS sebagai senjata pemulihan masa depan.