Di sektor perkantoran, meski konsentrasi masih terjadi di Surabaya Pusat, namun secara umum, terdapat tambahan pasokan baru sebanyak 193.081 meter persegi dari 17 proyek perkantoran. Jumlah ini akan menggenapi ruang perkantoran menjadi 471.679 meter persegi hingga 2016 mendatang.
Data Colliers International Indonesia menyebutkan, dalam kurun 2009-2013 tersebut, terdapat penambahan sekitar 20.000 meter persegi ruang perkantoran per tahun, sementara tingkat permintaan sekitar 10.000 m2. Adapun tingkat hunian sebesar 82,9 persen dengan harga sewa rerata mencapai Rp 82.000 per meter persegi per bulan di luar biaya servis.
Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan, pertumbuhan sektor perkantoran Surabaya dipicu oleh aktifitas bisnis yang berorientasi pada jasa keuangan, perdagangan, barang konsumsi harian dan juga manufaktur.
"Ada banyak perusahaan yang melakukan ekspansi ke Surabaya dengan membuka kantor cabang dan menjadikannya sebagai hub untuk Kawasan Timur Indonesia. Hal ini direspon pengembang dengan membangun sejumlah gedung perkantoran baru," papar Ferry kepada Kompas.com, Selasa (7/1/2014).
Tak mengherankan bila kenaikan permintaan tersebut membuat harga sewa juga terus meningkat sebesar 12,6 persen per tahun. Posisi harga aktual mencapai rentang Rp 60.000-Rp 160.000/m2/bulan di luar biaya servis.
Sementara di sektor apartemen, Surabaya mengalami pertumbuhan eksponensial. Terdapat 16.971 unit apartemen baru hingga 2017 mendatang. Sebanyak 96,3 persen di antaranya merupakan apartemen strata.
Dari jumlah itu, yang sudah terserap 14.637 unit dengan kenaikan harga rerata 7,4 persen menjadi Rp 14,6 juta/m2.
Menurut Ferry, pertumbuhan pasar apartemen Surabaya dipengaruhi oleh permintaan yang berasal dari pasar mahasiswa. Selain penduduk setempat, banyak orang kaya dari Makassar, Balikpapan, Samarinda, Manado yang membeli unit apartemen untuk anaknya bersekolahd an kuliah di Surabaya.
"Jumlah pembeli apartemen dengan profil pengusaha asal Sulawesi dan Kalimantan kian meningkat. Mereka secara aktif membeli unit-unit apartemen baru dan eksisting. Aktifitas transaksi ini mendorong tingkat penjualan apartemen terus tumbuh," ujar Ferry.