Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krakatau Posco Siap Memproduksi 6 Ton Baja Per Tahun

Kompas.com - 23/12/2013, 13:31 WIB
M Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -PT Krakatau Steel Tbk (KS) siap mendukung penuh pengoperasian Krakatau Posco yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin ini (23/12/2013). Krakatau Steel bersama 18 anak usaha dan anak usaha di bawah dana pensiun akan mendukung kebutuhan pabrik patungan Krakatau Posco selama beroperasi.
 
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Irvan K Hakim, mengatakan anak usaha seperti PT Krakatau Bandar Samudera, PT Krakatau Tirta Industri, PT Krakatau Daya Listrik, dan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon telah meningkatkan utilitasnya untuk memenuhi kebutuhan Krakatau Posco. 
 
"Agar industrinya dapat terus berlanjut (sustain) Krakatau Posco harus menggandeng Krakatau Steel bersama-sama anak usaha. Sebagai industri baja yang berkelanjutan (sustain), sudah dapat dipenuhi dari Krakatau Steel," ujar Irvan.   

Dukungan tersebut seperti yang telah dilakukan PT Krakatau Tirta Industri, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih di KIEC saat ini memiliki kapasitas 2000 liter per detik.

Penambahan kapasitas tersebut setelah Krakatau Tirta Industri menyelesaikan perluasan waduk miliknya pada tahun 2013 untuk memenuhi kebutuhan air bersih Krakatau Posco.

Kemudian PT Krakatau Bandar Samudera yang kini telah memiliki tambahan tiga dermaga baru yakni demaga 3, 5, dan 6 dengan panjang 1 kilometer sehingga mampu disandari kapal berbobot 200.000 DWT.

Kemudian Krakatau Daya Listrik saat ini memiliki kapasitas 200 MW, sanggup untuk memenuhi tambahan pasokan listrik Krakatau Posco.

"Tahun 2013 adalah tahun yang penuh tantangan bagi kami untuk menyelesaikan proyek-proyek di anak perusahaan dan proyek kemitraan strategis untuk memenuhi kebutuhan Krakatau Posco," ujar Irvan.

Pabrik baru tersebut akan memproduksi bahan baku baja berupa pelat dan slab untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor industri di antaranya industri berat, pipa, ship building, dan marine construction.

Pabrik baja PT Krakatau Posco tahap pertama akan memiliki kapasitas produksi sebesar 3 juta ton per tahun,  serta akan ditingkatkan lagi menjadi 6 juta ton per tahun, setelah selesainya pembangunan pabrik tahap kedua. Kapasitas tersebut dua kali dari total kapasitas produksi Krakatau Steel saat ini.

"Kami berharap pengoperasian pabrik baru ini mampu mengantisipasi lonjakan kebutuhan baja khususnya di pasar domestik yang diperkirakan tumbuh 8 sampai 9 persen per tahun dari tahun lalu yang mencapai 10,4 juta ton," ujar Irvan.

Irvan mengatakan, pengoperasian Krakatau Posco dapat menekan biaya inventory dan modal kerja KS, karena dapat mengurangi kebutuhan slab impor sebagai bahan baku Hot Rolled Coil (HRC). HRC merupakan produk baja yang saat ini menjadi sumber pendapatan utama perseroan.

"Kita berharap Krakatau Posco dapat memproduksi slab baja 2,4 sampai 2,6 juta ton selama awal pengoperasian," kata Irvan.

Berdasarkan data kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI), melalui pembangunan dan operasional pabrik KS-Posco, maka pada kurun 2010-2036, jumlah output ekonomi dan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masing-masing dapat mencapai Rp 946 triliun dan Rp 314 triliun.

Irvan juga menyebutkan total biaya investasi pembangunan pabrik baja PT Krakatau Posco mencapai 2,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 23,94 triliun, dengan komposisi kepemilikan saham 30 persen dimiliki KS dan Posco menguasai 70 persen saham.

Berdasarkan kesepakatan bersama, KS memiliki opsi untuk meningkatkan porsi kepemilikan di PT KS-Posco mencapai 45 persen.

Krakatau Posco sendiri menempati areal seluas 388 hektar milik Krakatau Steel dari total 2.300 hektar lahan yang dimiliki perusahaan di kota Cilegon, Banten.

Mengenai prospek industri baja ke depannya, Irvan mengatakan, sangat bergantung kepada harga baja dunia di China dan Eropa namun kalau melihat ekonomi membaik tahun 2014 maka peluang akan cerah.

Sedangkan di dalam negeri sangat bergantung kepada daya beli yang dipengaruhi pada kondisi nilai tukar rupiah.

Irvan mengatakan, bagi perusahaan baja upaya yang dilakukan dengan mengurangi biaya yakni dari bahan baku dan penggunaan energi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com