Kendati tarif kamar hotel yang berlaku di Bali saat ini tumbuh 5 dollar AS atau setara Rp 60.000 menjadi rerata Rp 1,8 juta per malam, pertumbuhan ini tidak sepesat beberapa tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pasokan yang konsisten sekitar 8 persen per tahun selama 2008 hingga 2012 juga menstimulasi tingkat hunian anjlok 4 persen menjadi di bawah 70 persen. Oleh karena itu, pendapatan per kamar yang tersedia (revenue per available room/RevPar) juga melorot sebesar 3 dollar AS (Rp 36.000).
Menurut Horwarth HTL Asia, hampir setengah dari pasokan hotel baru tersebut berada di kawasan Bali Barat. Meskipun moratorium pembangunan hotel tengah berlaku di Badung, Denpasar, dan Kabupaten Gianyar sejak Januari 2010, proyek pembangunan hotel jalan terus.
Hal ini dimungkinkan karena izin pembangunan dikeluarkan sebelum kebijakan moratorium diberlakukan.
Menggelembungnya jumlah kamar hotel ini jelas membuat pelaku bisnis perhotelan prihatin sekaligus khawatir. Mereka bahkan meminta pemerintah Provinsi Bali membatasi pasokan hotel baru sebab tingkat hunian terus menunjukkan tendensi penurunan akibat kelebihan pasok.