Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Tunggu sampai Tua untuk Beli Realestat!

Kompas.com - 27/11/2013, 12:33 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah artikel di Huffington Post yang ditulis oleh Editor Senior BiggerPockets.com, Brandon Turner, tampak menarik. Turner menulis soal kesalahan yang biasa dibuat dalam investasi realestat. Namun, ia tidak menulis untuk para bos-bos besar, bapak-bapak atau ibu-ibu pengusaha kawakan. Turner justeru menulis untuk anak-anak muda usia 20 tahunan.

"Anda mungkin berpikir saya sedikit gila menyatukan frasa 20-an dengan realestat dalam judul yang sama. Baiklah, mungkin Anda punya pendapat sendiri. Di titik ini dalam kehidupan, orang-orang berusia 20 tahunan biasanya lebih tertarik dengan kemunculan permainan Call of Duty selanjutnya dari pada cara terbaik membangun masa depan finansial mereka," ujar Turner.

www.shutterstock.com Hal pertama dalam kesalahan yang biasa dibuat anak-anak muda dalam hal investasi properti, yaitu tinggal dengan orang tua terlalu lama. Menurut dia, jika anak-anak muda itu tinggal dengan ibu dan ayah semata-mata untuk lari dari kenyataan bahwa mereka sudah dewasa, itu keliru.
Namun, Turner melanjutkan kembali, "Bagaimana pun juga, ada sebagian dari kita mau berhasil dan mengerti besarnya efek waktu yang kita miliki dalam membangun kekayaan."

Ia menggarisbawahi hal pertama dalam kesalahan yang biasa dibuat anak-anak muda dalam hal investasi properti, yaitu tinggal dengan orang tua terlalu lama. Menurut dia, jika anak-anak muda itu tinggal dengan ibu dan ayah semata-mata untuk lari dari kenyataan bahwa mereka sudah dewasa, itu keliru.

"Ini waktunya untuk tumbuh, cari pekerjaan, bayar sendiri tagihan Anda, dan bertemu dengan kenyataan dunia. Satu-satunya pengecualian yang saya buat dalam aturan ini adalah jika Anda tinggal di rumah orang tua untuk menabung atau untuk menyelesaikan hutang. Namun, jangan gunakan uang yang bebas tersebut untuk berfoya-foya atau alasan sedikit bekerja. Raih target Anda secepat mungkin dan jalani hidup Anda," ujarnya.

www.shutterstock.com Kesalahan ketiga adalah menganggap investasi properti, hanya untuk orang tua. Semua berawal dari pikiran. Jika sejak awal Anda sudah menganggap rendah hal ini, bagaimana Anda bisa berkembang?
Kedua, Turner juga menyebutkan bahwa banyak pemuda berusia 20 tahunan yang percaya bahwa pekerjaan rumah selesai berbarengan dengan selesainya sekolah. Padahal, dalam membeli properti, baik itu untuk investasi maupun untuk ditinggali, Anda juga punya pekerjaan rumah. Namun, pekerjaan rumah yang dimaksud sedikit berbeda.

Pertama, cari penawaran terbaik, cari lokasi terbaik, dan raih kemampuan mengetahui lokasi yang akan menguntungkan di masa depan. Kemampuan ini butuh proses.

"Baca buku, kolom di koran, internet, blog, dan dengarkan ceramah para ahli properti," kata Turner.

Kesalahan ketiga adalah menganggap investasi properti, hanya untuk orang tua. Semua berawal dari pikiran. Jika sejak awal Anda sudah menganggap rendah hal ini, bagaimana Anda bisa berkembang?

Keempat, kaum muda biasanya belum sadar bahwa kehidupan mereka masih dapat berubah dengan drastis. Kehidupan yang dijalani tahun ini mungkin akan berubah drastis tahun depan. Untuk itu, saran Turner, jangan sekedar membeli properti hanya karena properti tersebut terjangkau.

"Padahal, isi rumah atau apartemennya hanya satu kamar. Tidak mampu berpikir fleksibel dan melihat kemungkinan di masa depan umumnya juga membuat ornag mempeli properti terlalu dini," ujarnya.

Kesalahan lainnya adalah menganggap segalanya akan lebih mudah dengan pernikahan. Anda dan pasangan mungkin merasa punya penghasilan yang cukup besar jika digabungkan.

"Cobalah dengan jeli melihat kemampuan Anda sendiri dalam membeli rumah, properti, dan berbagai furniturnya. Jangan membayangkan adanya tambahan uang dari pasangan. Ingat, Anda menikah, Anda dan isteri atau Anda dan suami, jika digabung penghasilan tampak cukup besar. Isteri Anda atau Anda hamil, berhenti bekerja, dan hilanglah setengah dari penghasilan yang besar tadi," tambahnya.

Kesalahan selanjutnya adalah membeli properti hanya karena harganya murah. Turner menyarakan, ada baiknya mencoba lebih dulu untuk memperhatikan bunga yang harus Anda bayar dan bunga tersebut akan berkembang seberapa besar, skema pembayaran seperti apa yang mampu Anda gunakan, serta pajak apa saja harus Anda bayarkan.

"Lalu, meski lokasinya tidak memungkinkan Anda gunakan sendiri, Anda juga bisa menyewakannya. Jangan mengenyampingkan hal tersebut," kata Turner.

Dengan membeli properti di usia muda, lanjut dia, Anda meningkatkan kemampuan membuat pasar menyesuaikan dirinya sendiri seiring waktu. Ya, ada peningkatan dan penurunan di pasar properti, tapi mereka yang bertahan paling lama cenderung lebih baik.

"Jangan tunggu sampai tua sebelum beli realestat. Mulai beli sekarang untuk membantu Anda pensiun, bahkan sebelum Anda tua," tandas Turner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com