Cagar budaya yang dimaksud merupakan eks Air Traffic Control (ATC) atau Menara Pengawas Lalu Lintas Udara Bandar Udara Internasional Kemayoran (Menara Kemayoran). Menara Kemayoran telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui SK Gubernur Nomor 475 Tahun 1993, Lampiran Nomor 51, dan ditandatangani oleh Gubernur DKI Jakarta Surjadi Soedirdja. Namun, keberadaannya kini terancam dihancurkan.
Menara Kemayoran sendiri sebagai bagian dari Bandar Udara Internasional Kemayoran memiliki peran sentral dalam lalu lintas penerbangan komersial internasional. Sementara Bandara Internasional Kemayoran yang dibangun pada 1934 dan beroperasi enam tahun kemudian merupakan bandara internasional pertama di Indonesia.
Pada masa jayanya, bandara ini menjadi hub bagi penerbangan internasional dari Amerika Serikat, dan Eropa, menuju Australia. Sebelum Bandara Internasional Changi di Singapura dibangun, Bandara Internasional Kemayoran dianggap sangat penting dan strategis, baik secara politis maupun geografis. Bahkan, pernah menjadi latar serial komik beken "Petualangan Tintin" dalam salah satu cerita yang berjudul "Penerbangan 714 ke Sydney".
Nah, atas dasar itulah, Komunitas Tintin Indonesia (KTI) berupaya membuka mata kita mengenai kondisi aktual Menara Kemayoran ini. Sudah sejak tiga tahun lalu, KTI yang beranggotakan 1.000 orang merasa perlu untuk membuat sebuah gerakan menyelamatkan cagar budaya ini.
"Saat perhelatan akbar Indonesia International Motor Show (IIMS) September lalu, situs ini hanya ditutupi pagar seng supaya tidak dijadikan tempat parkir liar. Sungguh ironis, IIMS dikunjungi jutaan pengunjung, menara ini justru sendiri di tengah keramaian. Anak-anak muda bahkan tidak tahu, Indonesia pernah punya tempat yang pantas dibanggakan dan berkelas internasional," ujar Misdianto kepada Kompas.com, Senin (14/10/2013).
KTI, lanjut Misdianto, akan melakukan aksi lanjutan untuk menyelamatkan Menara Kemayoran ini. Sebagai langkah awal, pihaknya membuat petisi "Selamatkan Menara Kemayoran" dengan memanfaatkan jejaring sosial untuk menggalang dukungan. Hingga berita ini diturunkan sudah terdapat lebih dari 200 dukungan.
"Tujuan besar kami adalah meminta kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk melindungi Menara Kemayoran agar tetap dipertahankan keberadaannya. Kami berharap agar Menara dan fasilitas lain di sekitarnya, seperti terminal penumpang, dijadikan sebagai Museum Dirgantara Indonesia. Jika dijadikan museum, generasi setelah kita tidak terputus koneksinya dengan sejarah besar bangsanya," imbuh Misdianto.
Pihaknya, lanjut Misdianto, tidak alergi pembangunan dan area Bandara Kemayoran dijadikan sebagai pusat bisnis dan komersial. Namun, pemerintah harus mempertahankan, melindungi, dan merawat Menara Kemayoran sebagai salah satu cagar budaya penting di Indonesia.