Kesan pertama, ia begitu istimewa. Meski tampak santai, Tanijiri berhasil "menggelitik" para mahasiswa dan peserta kuliah umum untuk berpikir di luar kebiasaan. Siapa Tanijiri dan mengapa ia berbeda dari tipikal arsitek pada umumnya?
Tanijiri adalah pengajar (Professor) di Anabuki Design College. Ia melakukan perannya di dunia akademis sembari mengasuh kantor miliknya, Suppose Design. Suppose Design sendiri adalah studio yang menggarap desain arsitektur rumah, berbagai bangunan publik, dan interior.
Bersama Suppose Design, arsitek eksentrik ini telah mendapat berbagai penghargaan, antara lain Penghargaan Istimewa Environment of House Design Award (2008), Penghargaan Perak pada JCD Design Award (2008), terpilih dalam Hiroshima Architectural Culture Award, serta Danto Tile Design Contest.
Penghargaan-penghargaan tersebut hanya sebagian dari berbagai apresiasi lain yang sudah diperoleh Suppose Design sejak 2002. Di antara kesibukannya, pria kelahiran 1974 di Hiroshima ini masih bersedia memberikan kuliah umum bagi para mahasiswa Indonesia.
Dia memulainya dengan memberikan peserta kuliah sebuah kasus sederhana. Tanijiri menggambar pizza dan mengatakan bahwa ada lima orang yang memesan pizza tersebut. Kemudian ia meminta peserta membaginya sesuai dengan imajinasi dan pemikiran mereka. Hasilnya, gampang ditebak, semua peserta membagi pizza tersebut menjadi lima bagian.
Sebuah gelas, misalnya, bisa menjadi gelas, bisa menjadi vas, pot, alat musik, akuarium, bahkan lampu. Karena ada namanya, fungsinya menjadi tetap. Dengan menghilangkan nama itu, ia menemukan bahwa sebuah benda bisa menjadi benda yang lain.
Pertama, dia mengajarkan konsistensi dan kegigihan lewat serangkaian karya imajinatif Suppose Design yang gagal meraih penghargaan. Kegagalan demi kegagalan yang sempat dia alami membuatnya sampai pada sebuah kesimpulan; bahwa dewan juri sebetulnya tidak memahami hasil desainnya yang mendahului era saat itu, terlalu futuristik, imajinatif, dan bahkan "semaunya sendiri". Namun, Tanijiri tak pernah menyerah.
Dia juga berpesan, bukan soal bisa atau tidak bisa tapi kemauan untuk membuat sebuah rancangan atau karya arsitektur. Jangan sampai kita kehilangan imajinasi saat kecil!.