Rivalitas tidak hanya terjadi antarpusat belanja eksisting dengan skala regional yang menguasai pasar ritel sebesar 66 persen, melainkan juga bangunan baru dan yang masih dalam perencanaan. Menurut Jones Lang LaSalle, jumlah tersebut bakal ditambah 371.000 meter persegi ruang ritel lainnya yang masuk pasar dalam dua tahun ke depan.
Rencana Majid Al Futtaim untuk menghabiskan 272,3 juta dollar AS (Rp 3,025 triliun) guna memperluas Mall of the Emirates, semakin menambah eskalasi "pertempuran". Renovasi Mall of the Emirates akan mencakup distrik fesyen, arena rekreasi dan olahraga. Pekerjaan konstruksinya sudah dimulai pada distrik fesyen seluas 5.000 meter persegi dengan dana senilai Rp 305 miliar.Salah satu pusat belanja terbesar di dunia ini beroperasi pada 2005 dengan ruang sewa seluas 233.000 meter persegi. Di dalamnya terdapat 520 toko dan telah dikunjungi oleh lebih dari 36 juta orang dalam setahun. Namun, angka-angka ini masih belum seberapa bila dibandingkan dengan Dubai Mall yang disebut-sebut sebagai destinasi belanja dan hiburan dunia.Mall of Emirates saat ini merupakan mal terbesar kedua di UEA. Akan tetapi, rekor ini bakal tumbang oleh Yas Mall di Abu Dhabi. Ruang ritel ini dijadwalkan beroperasi pada musim semi berikutnya. Tahap pertama akan membawa 30 merek internasional.
"Menjadi sangat penting bagi Mall of the Emirates untuk terus meningkatkan posisi teratas di pasar. Saya pikir ada potensi baik untuk pengembangan lebih lanjut," ujar analis CBRE Matthew Green.Meski bertebaran pusat belanja dengan ukuran raksasa di negara ini, namun, tingkat kekosongan masih berada pada level stabil yakni sekitar 13 persen. Rerata harga sewa mencapai Rp 15,2 juta per meter persegi per bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.