Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serius... Jangan Remehkan Debu!

Kompas.com - 09/09/2013, 16:06 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com — Jangan anggap remeh alergi debu. Menurut studi terbaru yang dipublikasikan oleh American College of Allergy, Asthma, & Immunology, anak laki-laki penderita alergi dan asma memiliki risiko lebih tinggi menderita ADHD (attention-deficit disorder).

Namun, tidak hanya alergi dan asma. Debu juga berpotensi menyebabkan berbagai penyakit paru-paru berbahaya lain. Untuk itu, "memerangi" debu di rumah merupakan hal penting. Berikut ini cara-cara mudah menghilangkannya: 

www.houzz.com Dokter ahli alergi James Sublett di www.houzz.com mengungkapkan bahwa koloni tungau debu umumnya terkumpul di kamar tidur, tepatnya di perlengkapan tidur.
Permukaan lembut

Pertama, kenali penyebab adanya debu. Debu di rumah umumnya merupakan perpaduan antara berbagai serat, rontokan bulu binatang peliharaan, tungau debu, dan bakteri.

Dokter ahli alergi James Sublett di www.houzz.com mengungkapkan bahwa koloni tungau debu umumnya terkumpul di kamar tidur, tepatnya di perlengkapan tidur.

"Anda bisa mendapatkan lebih banyak debu terserap di perlengkapan tersebut, yang bisa bercampur di udara," ujar Sublett.

Melalui pernyaaan Sublett, Anda dapat menyimpulkan bahwa permukaan lembut dan empuk yang tampak nyaman di kamar tidur justru dapat berbahaya. Sementara, permukaan datar, solid, serta furnitur yang terbuat dari kulit justru lebih mampu bertahan dari debu. Hanya dengan menyeka, debu dapat hilang seketika dari permukaan furnitur kulit. Desain modern yang sederhana dan umumnya tidak rumit mampu mengurangi risiko penumpukan debu di rumah.

www.houzz.com Menurut studi terbaru yang dipublikasikan oleh American College of Allergy, Asthma & Immunology, anak laki-laki penderita alergi dan asma memiliki risiko lebih tinggi menderita ADHD (attention-deficit disorder).
Keset penyerap

Kedua, berinvestasilah pada keset anti-mikrobiologi. Anda bisa membersihkan dahulu sepatu dengan keset penyerap debu tersebut. Selain itu, Anda juga bisa mengurangi risiko menjadi pembawa debu dari luar rumah dengan tidak menggunakan sepatu di dalam rumah.

Penghasil debu

Ketiga, pastikan Anda tidak "mengundang" penghasil debu ke dalam kamar tidur. Selain sepatu Anda yang secara tidak sengaja dapat membawa bahan kimia, serbuk sari tumbuhan, kotoran, dan debu, hewan peliharaan Anda juga berpotensi menjadi penghasil debu. Sebaiknya, jangan biarkan binatang peliharaan Anda masuk dalam kamar tidur.

www.houzz.com Kedua, berinvestasilah pada keset anti-mikrobiologi. Anda bisa membersihkan dahulu sepatu dengan keset penyerap debu tersebut. Selain itu, Anda juga bisa mengurangi risiko menjadi pembawa debu dari luar rumah dengan tidak menggunakan sepatu di dalam rumah.
Rutin mencuci

Keempat, cuci bantal Anda, jangan hanya sarung bantal atau seprai tempat tidur. Meski rutin mencuci sarung bantal, sering kali bantal terlupakan begitu saja. Padahal, tungau debu dapat "tinggal" dan meninggalkan kotorannya di bantal Anda. Maka itu, cucilah bantal setidaknya setiap 12 bulan sekali. Jangan lupa, cucilah juga seprai, sarung bantal, dan sarung guling dengan air hangat secara berkala.

Vakum anti-alergen

Kelima, pastikan matras Anda bersih. Lindungi matras dengan pelapis matras agar sel kulit dan tungau debu dapat disingkirkan dengan mudah tanpa perlu masuk ke dalam matras. Gunakan juga pembersih vakum anti-alergen yang sudah tersertifikasi. Gunakan juga pembersih vakum tersebut untuk membersihkan berbagai permukaan di rumah Anda setidaknya dua kali seminggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com