Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2013, 15:43 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Sekuat dan setinggi apapun pertumbuhan sektor properti di Surabaya, bila para pengembang dibiarkan berjalan sendiri, sektor ini akan berpotensi mengalami stagnasi. Pengembang Surabaya, terutama kelas menengah dan bawah, akan menunda pembangunan proyek-proyek terbarunya karena mengalami kesulitan dalam pembelian lahan dan material bangunan.

Demikian dikatakan Ketua DPD REI Jawa Timur, Erlangga Satriagung, kepada Kompas.com, Senin (9/9/2013). Hal tersebut diutarakan Erlangga terkait fenomena aktual yang terjadi di Surabaya akibat gejolak nilai Rupiah.

"Empat paket stimulus ekonomi yang dirilis pada akhir Agustus lalu belum dapat menyentuh persoalan yang kami hadapi. Karena hingga saat ini, implementasi empat paket stimulus ekonomi belum juga dikeluarkan pemerintah. Kami dibiarkan jalan sendiri, akibatnya kami tidak bisa melakukan forecasting usaha yang membutuhkan perhitungan terukur," papar Erlangga.

Menurut Erlangga, pengaruh depresiasi Rupiah terasa memberatkan pengembang kelas menengah dan bawah. Berbagai komponen material bangunan seperti besi, telah melambung harganya, mencapai 11 persen hingga 12 persen. Selain itu, harga lahan juga meroket lebih tinggi di luar perkiraan.

Sebagai informasi, di pusat kota Surabaya, harga lahan melejit menjadi Rp 25 juta/m2. Sementara Surabaya Barat telah mencapai Rp 8 juta-Rp 10 juta/m2 dari sebelumnya Rp 5 juta-Rp 7 juta/m2.  Hal ini berpotensi terjadinya penundaan proyek-proyek baru dan perlambatan progres pembangunan proyek properti yang sudah dimulai sebelumnya.

"Pengembang akan mengerem laju pembangunan karena depresiasi Rupiah yang terus berlangsung, mengganggu perhitungan forecast yang sudah dilakukan sebelumnya. Kami memang masih bisa membangun, tapi kemudian tidak bisa membeli lagi lahan. Di sisi lain,   konsumen menunda pembelian akibat kenaikan suku bunga KPR," jelas Erlangga.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam beberapa bulan terakhir, perekonomian Indonesia mengalami ketidakpastian dan terus bergejolak, yang dipicu oleh Depresiasi Rupiah terhadap Dollar AS. Ketidakpastian ini menyebabkan beberapa pengembang harus menghitung ulang proyeksi pencapaian penjualan dan pendapatannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Senangnya Warga Bangka, Lahan Mereka Kini Sudah Resmi Bersertifikat

Senangnya Warga Bangka, Lahan Mereka Kini Sudah Resmi Bersertifikat

Berita
Percantik Dinding Kamar Mandi Minimalis di Rumah dengan Panel Kayu

Percantik Dinding Kamar Mandi Minimalis di Rumah dengan Panel Kayu

Tips
Minat Memiliki Hunian di Kalangan Milenial dan Gen Z Meningkat, Pilih Rumah atau Apartemen?

Minat Memiliki Hunian di Kalangan Milenial dan Gen Z Meningkat, Pilih Rumah atau Apartemen?

BrandzView
Tol di Luar Jawa Sumbang 10 Persen Pendapatan Jasa Marga

Tol di Luar Jawa Sumbang 10 Persen Pendapatan Jasa Marga

Berita
Serba-serbi Sertifikat Tanah Elektronik

Serba-serbi Sertifikat Tanah Elektronik

Berita
Jasa Marga: Tak Ada Rencana Diskon Tarif Tol saat Libur Natal-Tahun Baru

Jasa Marga: Tak Ada Rencana Diskon Tarif Tol saat Libur Natal-Tahun Baru

Berita
Uji Coba MLFF Bakal Bersamaan dengan Groundbreaking IKN Tahap 3

Uji Coba MLFF Bakal Bersamaan dengan Groundbreaking IKN Tahap 3

Berita
Raih Rp 1,1 Triliun dari Expo, Summarecon Tepis Anggapan Bisnis Properti Lesu

Raih Rp 1,1 Triliun dari Expo, Summarecon Tepis Anggapan Bisnis Properti Lesu

Hunian
Duet Damai Putra-Nishitetsu Serah Terima 100 Unit Rumah Bergaya Jepang

Duet Damai Putra-Nishitetsu Serah Terima 100 Unit Rumah Bergaya Jepang

Perumahan
Adopsi Tren 2023, Ini Pilihan Warna Terbaik untuk Kamar Mandi Minimalis di Rumah

Adopsi Tren 2023, Ini Pilihan Warna Terbaik untuk Kamar Mandi Minimalis di Rumah

Berita
“Carten & Senza”, Kakak Beradik dari Dunia Masa Depan Hadir di Gading Serpong

“Carten & Senza”, Kakak Beradik dari Dunia Masa Depan Hadir di Gading Serpong

Ritel
Belum Berlaku Penuh, Ini Tahap Penerapan Sertifikat Tanah Elektronik

Belum Berlaku Penuh, Ini Tahap Penerapan Sertifikat Tanah Elektronik

Berita
Kenapa Pemerintah Terapkan Sertifikat Tanah Elektronik? Ini Jawabannya

Kenapa Pemerintah Terapkan Sertifikat Tanah Elektronik? Ini Jawabannya

Berita
Cari Rumah Murah di Kota Batik Pekalongan? Cek di Sini, Masih Rp 150 Jutaan (II)

Cari Rumah Murah di Kota Batik Pekalongan? Cek di Sini, Masih Rp 150 Jutaan (II)

Perumahan
Kala Jokowi Kaget Sertifikat Tanah Elektronik Cuma Satu Lembar...

Kala Jokowi Kaget Sertifikat Tanah Elektronik Cuma Satu Lembar...

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com