Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surabaya Selatan, Kawasan Perkantoran Incaran

Kompas.com - 09/09/2013, 12:41 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Kendati Surabaya belum bisa dibandingkan dengan Jakarta, namun kota ini perlahan menuju pertumbuhan menjanjikan. Terutama di sektor properti perkantoran. Pertumbuhan akan berlangsung dalam empat tahun ke depan, ditandai menguatnya permintaan dan pasok, dengan kawasan Surabaya Selatan sebagai katalisator pertumbuhan.

Menurut Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, Surabaya Selatan berpeluang menjadi kawasan pertumbuhan baru karena memiliki berbagai faktor komparatif. Di antaranya, dekat dengan Bandara International Juanda, dikelilingi oleh kawasan industri seperti Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), harga lahan masih kompetitif dan aksesibilitas yang terhitung memadai karena terhubung dengan jalur bebas hambatan eksisting ke arah Malang.

"Surabaya Selatan juga dekat dengan Sidoarjo yang saat ini justru berkembang sebagai tempat perhelatan kegiatan meeting, incentives, convention, exhibition (MICE) yang berasal dari government spending," ujar Ferry kepada Kompas.com, Senin (9/9/2013).

Dari total 12 proyek perkantoran baru hingga 2017 mendatang dengan luas bangunan mencapai 318.821 meter persegi, 33 persen di antaranya akan berdiri di Surabaya Selatan. Disusul Surabaya Timur dan Pusat, masing-masing 25 persen dan Surabaya Barat hanya 17 persen.

Pertumbuhan perkantoran akan terjadi terutama di koridor Jl Mayjen Sungkono dan Jl A Yani. Koridor ini juga terkoneksi secara komprehensif dengan Surabaya Middle East Ring Road (MERR).

Mencuatnya Surabaya Selatan sebagai lokasi incaran, tak lepas dari rencana ekspansi perusahaan yang mengalami pertumbuhan bisnis komoditas hasil bumi, perbankan dan asuransi serta sektor pertambangan (terutama minyak akibat kegiatan eksplorasi baru).

Menurut Ferry, perusahaan-perusahaan tersebut yang selama ini sudah membuka kantor di Surabaya Pusat, membutuhkan ruang-ruang perkantoran baru. Menguatnya permintaan tersebut diakomodasi pengembang dengan membangun gedung perkantoran di sini.

"Fenomena ini juga sekaligus untuk mengubah perilaku pebisnis Surabaya dan juga perusahaan yang berasal dari Kawasan Timur Indonesia yang selama ini berkantor di ruko atau rukan untuk beralih ke gedung perkantoran dengan fasilitas yang lebih lengkap dan memadai," tambah Ferry.

Tarif Sewa

Secara umum, sektor perkantoran Surabaya memperlihatkan stabilitas pertumbuhan. Tingkat hunian hingga Juni 2013 tercatat sebesar 87,7 persen dari total pasok 278.598 meter persegi. 3,6 persen lebih tinggi dari capaian 2012.

Rerata tarif sewa (asking price) sebesar Rp 85.233 per meter persegi per bulan. Sementara harga jual perkantoran strata, sekitar Rp 25 juta per meter persegi.

Gedung perkantoran yang dikembangkan Pakuwon Group, Tunjungan Plaza V, saat ini ditawarkan dengan harga Rp 26,5 juta per meter persegi. Patokan harga tersebut, akan berubah 1 Oktober mendatang.

Direktur Pakuwon Group, Minarto Basuki, mengungkapkan, pihaknya harus menaikkan harga jual seiring dengan meningkatnya biaya konstruksi dari berbagai komponen seperti material bangunan. Dus, permintaan juga menguat, terutama berasal dari perusahaan perbankan dan jasa keuangan.

"Menguatnya kebutuhan ruang perkantoran juga mendorong kami untuk melakukan ground breaking Tunjungan Plaza (TP) VI akhir tahun ini dan mulai memasarkannya tahun 2014. Berbeda dengan TP V yang dalam satu gedung setinggi 50 lantai terdiri atas perkantoran, mal, dan apartemen, TP VI masing-masing berdiri terpisah," papar Minarto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com