Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetap Ceria dengan Rumah Berbalut Hitam

Kompas.com - 03/09/2013, 04:26 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com — Rumah-rumah peristirahatan memang sengaja dibangun untuk memberikan sarana bagi pemiliknya, terutama jika suatu saat sang pemilik membutuhkan "pelarian" dari kesibukannya sehari-hari. Untuk itu, rumah-rumah peristirahatan mampu memberikan kenyamanan, relaksasi, dan rasa aman bagi sang pemilik dan penghuninya.

Ini seperti yang berlaku di rumah yang ada di Pulau Waiheke, Auckland, Selandia Baru, berikut ini. Rumah ini merupakan karya firma arsitektur Glamuzina Paterson Architects. Firma tersebut memberikan deskripsi dan tanggapan seputar karyanya dalam Archdaily.com.

Rumah yang ada di Blackpool, Waiheke, berdiri sebagai bangunan monolitik hitam di lingkungan padat penduduk, tetapi berlanskap alami. Arahannya adalah mendesain hunian yang berada di "rumah", di antara kanopi pohon.

www.archdaily.com Tempat peristirahatan ini memiliki satu kamar tidur yang cocok bagi pasangan. Kamar tersebut berada di lantai kedua. Di lantai tersebut juga terdapat kamar mandi dan perpustakaan pada mezanin di tangganya.
"Solusi arsitekturalnya adalah dengan menciptakan menara yang secara vertikal merespons topografi dan mengarahkan hubungan pada lanskap," ujar firma tersebut.

Agar sampai ke rumah peristirahatan ini, pemiliknya harus turun ke lokasi melewati pepohonan rimbun. Tidak hanya itu saja, pengunjung tempat ini juga harus menyusuri jalan berliku hingga akhirnya sampai pada teras rumah yang terbuat dari kayu. Pengunjung akan disambut dengan hunian yang terasa lapang dengan plafon berketinggian ganda.

Tempat peristirahatan ini memiliki satu kamar tidur yang cocok bagi pasangan. Kamar tersebut berada di lantai kedua. Di lantai tersebut juga terdapat kamar mandi dan perpustakaan pada mezanin di tangganya.

www.archdaily.com Selain itu, rumah ini juga memiliki empat split level dan dua dek yang memberikan koneksi antara hunian ini dengan lingkungan sekitar. Pasangan yang menginap di tempat peristirahatan ini pun bisa memasak dan menyantap makanan pada satu level khusus di dalam hunian ini.
Selain itu, rumah ini juga memiliki empat split level dan dua dek yang memberikan koneksi antara hunian ini dan lingkungan sekitar. Pasangan yang menginap di tempat peristirahatan ini pun bisa memasak dan menyantap makanan pada satu level khusus di dalam hunian ini.

Rumah yang berada di atas lahan seluas 81 meter persegi ini hanya menutupi 47 meter persegi area lahan. Pada level selanjutnya, yaitu lantai dua dan mezanin terdapat area seluas 34 meter persegi.

www.archdaily.com Rumah dengan ukuran yang tidak terlalu besar ini diselimuti oleh baja berwarna hitam sebagai kulit eksteriornya. Di dalam, lantai rumah ini ditutup dengan lantai torata daur ulang. Sementara itu, plafon yang ada di ruang makan menggunakan kayu pinus dengan lapisan mengilap.
Rumah dengan ukuran yang tidak terlalu besar ini diselimuti oleh baja berwarna hitam sebagai kulit eksteriornya. Di dalam, lantai rumah ini ditutup dengan lantai torata daur ulang. Sementara itu, plafon yang ada di ruang makan menggunakan kayu pinus dengan lapisan mengilap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com