Kendati Jepang telah lebih dulu menancapkan tajinya di sektor properti Indonesia, yakni sejak 1973, Korea Selatan tak mau kalah. Negeri semenanjung ini bahkan secara agresif menyebar pengaruhnya di sejumlah kota melalui Lotte Group. Kita kemudian mengenal merek Lotte Mart sebagai penyewa sekaligus juga pembangun dengan konsep stand alone dan atau hanya sebagai penyewa di pusat-pusat belanja seluruh Nusantara.
Fenomena terbaru adalah ketika anak usaha Lotte Group, yakni Lotte Department Store, mendiversifikasi portofolionya. Perusahaan Negeri Ginseng ini memegang master lease yang diberikan Ciputra Adigraha guna merancang, mengembangkan, dan mengoperasikan Lotte Shopping Avenue (LOVE) Indonesia di Ciputra World 1 Jakarta. Hak pengelolaan mal seluas 77.000 meter persegi tersebut selama 20 tahun.
Menurut Direktur Ciputra Adigraha, Sugwantono Tanto, konsep yang ditawarkan LOVE berbeda dibanding pusat belanja pada umumnya. Diferensiasi terletak pada pembauran antara penyewa utama, dalam hal ini department store sebagai anchor tenant dengan toko-toko lainnya (mini anchor atau pun mini tenant).
"Tak ada sekat antara Lotte Department Store dengan toko lainnya. Ini pengalaman terbaru yang kami tawarkan kepada konsumen pecinta belanja di Indonesia, dan Jakarta khususnya," ujar Sugwantono kepada Kompas.com, pekan lalu.
Saat prosesi pembukaan pada Sabtu (22/6/2013), Chief Executive Officer (CEO) Lotte Shopping Global, Shin Heon, mengatakan, kehadiran LOVE bukan sekadar tempat berbelanja, melainkan juga sebagai lapangan kerja baru bagi masyarakat Jakarta.
Sementara Jepang, menghadirkan AEON Mall dengan AEON General Merchandising Store sebagai department store atau penyewa utamanya. Pusat belanja ini merupakan kolaborasi antara AEON Mall Indonesia dan Grup Sinarmas Land. Keduanya membentuk usaha patungan bernama PT AEON Mall Sinarmas Land (AMSL) dan berbagi kepemilikan masing-masing 67 persen dan 33 persen.
AMSL membangun AEON Mall BSD City, Serpong seluas 160.000 meter persegi di atas lahan 10 hektar dan AEON Mall Delta Mas, Cikarang, Jawa Barat di atas area 20 hektar. Nilai investasi untuk membangun AEON Mall BSD City yang baru saja dimulai konstruksinya, Sabtu (24/8/2013) lalu, senilai 200 juta dollar AS (Rp 2,1 triliun).
Chief Executive Officer AEON Mall Indonesia, Ryuma Okazaki, mengatakan, berbeda dengan LOVE yang berada di pusat kota dan menyasar segmen menengah atas, AEON Mall merupakan pusat belanja yang hanya dikembangkan di kawasan-kawasan sub urban dan membidik segmen menengah. Seperti halnya AEON Mall di Jepang, China, Malaysia dan negara lainnya. Jadi, wajar bila dimensi mal ini begitu besar, mencapai ratusan ribu meter.
Namun demikian, baik Lotte Department Store maupun AEON Mall sama-sama mengakui bahwa Indonesia adalah raksasa dengan potensi besar sebagai tujuan wisata belanja dunia. Apalagi saat ini, menurut riset McKinsey, jumlah kelas menengah meningkat signifikan mencapai 45 juta jiwa.
Kelak, satu setengah dekade kemudian kuantitas ini akan berlipat menjadi 135 juta jiwa (2030) dengan pendapatan per kapita mencapai 6.000 dollar AS atau setara Rp 64,7 juta. Sehingga berpotensi meningkatkan peluang konsumsi pasar menjadi 1,8 triliun dollar AS.
Menurut Head of Research Jonse Lang LaSalle, kehadiran AEON Mall Indonesia dan LOVE akan memicu pertumbuhan pusat belanja bertaraf internasional. Selain itu, dapat memotivasi maraknya pusat belanja berkonsep modern urban lifestyle.
"Penyewa macam Muji, Lotte Department Store, Lotteria, Uniqlo, Starbucks dan lain-lain itu berperan besar dalam mengubah gaya hidup kaum urban Jakarta dan kota-kota besar di seluruh Indonesia," ujar Anton.
Adopsi Pasaraya
LOVE yang terdiri atas tujuh lantai, kental dengan nuansa Korea. Selain Lotte Department Store, toko yang menemani adalah Lotte Duty Free, Uniqlo, Ranch Market, dan puluhan lainnya. Sementara H & M direncanakan akan buka pada Maret 2014.
Bila bicara konsep, sejatinya tak ada beda antara LOVE di Ciputra World 1 Jakarta, dan AEON Mall. Merekalah yang memegang master lease yang memungkinkan berperan sebagai pengelola dengan otoritas untuk menyewakan kembali ruang-ruang pusat belanja kepada calon penyewa, menetapkan zonasi toko, tenancy mix dan harga sewa. "Konsepnya mirip Pasaraya kurun 1990-an," ujar Sugwantono.
Sementara pengembang atau pemilik lahan berperan membangun fisik properti dengan desain interior dan spesifikasi material bangunan yang sesuai dengan kebutuhan.
"Jadi, tenan utama atau anchor tenant AEON Mall Indonesia haruslah AEON Indonesia sebagai induk usaha AEON General Merchandising Store," imbuh Djono Karjadi, General Manager Corporate Planning Department AEON Mall Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.