Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang: Reklamasi Lebih Menguntungkan!

Kompas.com - 29/07/2013, 13:59 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Mengembangkan properti di atas lahan reklamasi, menurut hitung-hitungan ekonomi, bisa lebih menguntungkan ketimbang membangun di lahan daratan. Biaya investasi yang dikeluarkan dapat ditekan, sementara harga jual tinggi.

Hal tersebut dikemukakan Vice President Director and Chief Operating Officer Jakarta PT Intiland Development Tbk, Suhendro Prabowo, terkait kembali maraknya pembangunan properti di atas lahan reklamasi. Menyusul PT Agung Podomoro Land yang akan menggarap proyek seluas 160 hektar, Pluit City.

Menurutnya, membangun properti di atas lahan reklamasi tidak seribet di lahan daratan. Mereklamasi tidak perlu membebaskan lahan yang berarti menggusur permukiman penduduk. Membebaskan atau menggusur rumah penduduk berarti biaya.

"Nah, komponen biaya, termasuk ongkos sosial di dalamnya, besarannya cukup signifikan terhadap total dana investasi. Sedangkan mereklamasi sama artinya membangun "kawasan baru" tanpa dipusingkan penggusuran dan lain-lain masalah sosial," imbuh Suhendro kepada Kompas.com, di Jakarta, Senin (29/7/2013).

Pendek kata, lanjut Suhendro, aktifitas membangun lahan kanal lebih banyak keuntungannya bagi pengembang. Pertama, Jakarta tidak mungkin memperluas lahan daratan lagi. Kedua, harga lahan daratan sudah terlalu tinggi, sehinggabiaya investasi yang dibutuhkan sangat besar. Ketiga, proyek reklamasi memungkinkan pengembang memastikan perencanaan pembangunan lebih terukur dengan waktu yang bisa diprediksi.

"Sementara membebaskan lahan dengan menggusur permukiman penduduk justru tidak bisa memberikan jaminan kepastian waktu pelaksanaan pembangunan. Alih-alih membangun, malah lahan terbengkalai," tandas Suhendro.

Intiland Development merupakan salah satu dari 10 pengembang yang mengambil peran mereklamasi pantai utara Jakarta. Ijin prinsip yang mereka kantongi seluas 63 hektar pembangunan lahan reklamasi baru. Saat ini mereka tengah memasarkan Regatta The Icon, properti di atas lahan reklamasi dengan harga jual Rp 30 juta permeter persegi hingga Rp 35 juta per meter persegi. Harga jual perdana pada 2008 sekitar Rp 10 juta per meter persegi.

Bersebrangan dengan Suhendro, menurut Aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Ubaidillah, reklamasi justru berpotensi merusak ekosistem dan hidrologi di pantai utara karena dari total 32 kilometer panjang pantai utara hanya tersisa 3 kilometer sebagai kawasan mangrove.

"Padahal mangrove justru berguna untuk mengatasi abrasi atau bahkan rob. Kalau menguruk laut itu otomatis bakal hancur. Terlebih tanpa ada upaya penghutanan atau penanaman mangrove di sepanjang pantai utara," tukas Ubaidillah.

Seharusnya, kata Ubaidillah, pesisir pantai utara sama sekali tidak boleh dikonversi demi alasan apa pun. Reklamasi hanya akan menimbulkan bencana ekologis, termasuk mempercepat intrusi air laut ke daratan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com