Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Pengembang "Berebut" Pasar Parahyangan

Kompas.com - 02/07/2013, 16:09 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com-
Posisi Metropolitan Bandung dalam peta bisnis dan industri properti sangatlah penting. Kawasan terbesar ketiga setelah Jadebotabek dan Surabaya ini memiliki ceruk pasar yang besar dan luas. Tak heran jika para pengembang besar berminat menggarap kawasan ini.

Metropolitan Bandung atau Bandung Raya mencakup Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Bandung Barat. Densitas populasi mencapai 8.670.501 jiwa atau 18 persen dari total penduduk Jawa Barat sejumlah 46.497.175 orang. Jelas angka tersebut merepresentasikan pangsa pasar Bumi Parahyangan ini potensial.

Adalah Lippo Group, Summarecon Agung, Agung Podomoro Land dan Ciputra Group yang kepincut pesona Bandung Raya. Keempatnya berlomba memperebutkan pasar dengan indeks tingkat konsumsi yang terus tumbuh menjadi 107,3 persen pada kuartal I 2013 ini.

Nama pertama mengakuisisi sejumlah properti komersial. Tak tanggung-tanggung, mereka mengambil alih properti milik raja properti lokal, Grup Istana, yakni Bandung Indah Plaza dan Istana Plaza. Keduanya secara resmi masuk dalam portofolio Lippomalls Lippo Group dua tahun lalu.

Ciputra Group masuk Bandung melalui proyek Citra Green Dago. Di sini, mereka mengembangkan dua klaster dengan jumlah rumah terbatas, tujuh blok apartemen serta fasilitas akomodasi dengan klasifikasi bintang lima.

Sementara Agung Podomoro Land (APLN) saat ini tengah menggarap Bandung City Center di atas lahan seluas 1,9 hektar di jantung kota Bandung. Mereka membangun hotel dengan menggandeng operator Accor Group berbendera Pullman, pusat konvensi, ball room, ruang pertemuan dan area ritel. Rencananya, Bandung City Center mulai beroperasi pada pertengahan 2014 mendatang.

Menyusul aksi akuisisi perusahaan atas Mal Lingkar Selatan (Molis) pada 2010. Mereka kemudian mengubah nama Molis menjadi Festival City Link, mencakup pusat belanja, hotel bintang 4 yang dikelola Harris dan hotel bintang dua dengan brand Pop! serta ruang konvensi dengan keseluruhan luas lahan mencapai 2,6 hektar.

"Selain kedua proyek tersebut, sejatinya kami memiliki portofolio lainnya yakni Braga City Walk. Hanya, BCW tidak di bawah naungan APLN, melainkan Agung Podomoro Group," jelas Sekretaris Perusahaan APLN Justini Omas.

Sedangkan Summarecon Agung merambah Bandung melalui pengembangan perumahan skala kota (township development) seluas 200 hektar. 190 hektar di antaranya sudah rampung diakuisisi dan dibebaskan.

Direktur Utama Summarecon Agung, Johannes Mardjuki, mengatakan pihaknya akan memulai pembangunan pada akhir 2014 atau paling lambat awal 2015.

"Serupa dengan Summarecon Serpong dan Summarecon Bekasi, proyek kami di Bandung juga akan dilengkapi dengan commercial center dengan alokasi lahan 20 hingga 25 hektar," papar Johannes kepada Kompas.com, Selasa (2/7/2013).


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau