Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 27/06/2013, 15:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Beberapa waktu yang lalu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sempat menekankan pentingnya mengedepankan kebudayaan Betawi. Bentuk pengutamaan tersebut, antara lain penggunaan baju daerah bagi pegawai pemprov, hingga pembuatan gedung-gedung berarsitektur khas Betawi. Interpretasi arsitektur khas Betawi tersebut salah satunya sudah diimplementasikan dalam Jakarta Box Tower di pusat kota Jakarta.
 
Meski dipandang sebagai iktikad baik pelestarian budaya, namun masih keraguan pada akademisi dan praktisi di bidang arsitektur. Benarkah arsitektur khas Betawi tepat dipatenkan sebagai identitas Jakarta? Apakah tidak ada ruang bagi arsitektur daerah lain untuk berkembang di kota ini? Lagipula, seberapa urgensi pembangunan gedung dengan arsitektur Betawi, mengingat identitas Kota Jakarta tidak hanya dibentuk dari arsitektur semata.
 
Pertanyaan ini menjadi salah satu "motor penggerak" dalam focus discussion group bertajuk "Identitas Kota Jakarta" yang diselenggarakan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) di Jakarta Design Center, Kamis (27/6). Diskusi tersebut dihadiri perwakilan Pemda DKI Jakarta Poernomo Singgih, Akademisi dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna, Akademisi dari ITB Ismeth Belgawan Harun, budayawan dari Lembaga Budaya Betawi Tatang Hidayat, serta arsitek Achmad Noerzaman.
 
Dalam diskusi tersebut, Noerzaman mengungkapkan Jokowi sempat bimbang, tepatkah menerapkan arsitektur Betawi pada kota Jakarta yang tidak hanya milik orang Betawi. Menurutnya, lebih tepat bila Jakarta tidak hanya menerapkan arsitektur khas Betawi, namun juga arsitektur nusantara.
 
Hal senada disampaikan oleh Poernomo. Ia mengatakan, sulit menginterpretasikan identitas Jakarta dalam bangunan-bangunan. Arsitektur Betawi itu kalau diatur dengan sangat rigid akan mematikan kreatifitas. Sementara di sisi lain, identitas sangat kompleks jika dirumuskan dalam satu kesepakatan.

"Saya pikir, bukan hal yang salah jika kita punya satu ciri, tapi jangan sampai kota menjadi sangat monoton. Saya tidak ingin orang dipaksa, lalu menjadi terpaksa. Kalau ini kita terapkan dalam konteks kreatifitas, kita harus hati-hati. Jangan sampai mengebiri kreatifitas," tandas Purnomo.

Benang merah diskusi ini mengemuka bahwa ciri khas kota Jakarta memang tidak hanya terbatas pada arsitektur Betawi. Perilaku, kebiasaan, serta nilai yang dianut masing-masing pribadi masyarakat Jakarta jauh lebih dapat menciptakan "ambience", nuansa khas Jakarta.

Oleh karenanya, pembangunan nilai-nilai yang dianut masyarakat sama, bahkan mungkin lebih penting ketimbang bangunan. Pemaksaan lewat berbagai peraturan dapat menciptakan kebiasaan dan pada akhirnya "melahirkan" budaya. Budaya ini, menurut para ahli, memerlukan insentif dan disentif untuk menjaganya sesuai dengan aturan yang berlaku.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pekerja Konstruksi IKN dapat Gaji yang Disalurkan Lewat Kartu Multifungsi

Pekerja Konstruksi IKN dapat Gaji yang Disalurkan Lewat Kartu Multifungsi

Berita
Lima Tahun Terakhir, Kementerian ATR/BPN Tangani 305 Kasus Mafia Tanah

Lima Tahun Terakhir, Kementerian ATR/BPN Tangani 305 Kasus Mafia Tanah

Berita
Pemerintah 'Gebuk' Mafia Tanah yang Palsukan Verklaring di Kalteng, Begini Kronologinya

Pemerintah "Gebuk" Mafia Tanah yang Palsukan Verklaring di Kalteng, Begini Kronologinya

Berita
Lalin Bakal Menantang, Jasa Marga Siap Optimalkan Layanan Tol saat Mudik

Lalin Bakal Menantang, Jasa Marga Siap Optimalkan Layanan Tol saat Mudik

Berita
Tarif Tol Becakayu Jakasampurna-Marga Jaya Dipatok Rp 14.000

Tarif Tol Becakayu Jakasampurna-Marga Jaya Dipatok Rp 14.000

Berita
Latih Masinis Kereta Cepat, KCIC Siapkan Simulator Berteknologi Andal

Latih Masinis Kereta Cepat, KCIC Siapkan Simulator Berteknologi Andal

Berita
Biar Bisa Tampung Hujan, 62 Bendungan RI Sudah Ditambah Intake dan Pintu Air

Biar Bisa Tampung Hujan, 62 Bendungan RI Sudah Ditambah Intake dan Pintu Air

Berita
Ruang Tampungan Air Bendungan RI Kurang dari 50 Persen, Apa Solusinya?

Ruang Tampungan Air Bendungan RI Kurang dari 50 Persen, Apa Solusinya?

Berita
Jambi Jadi Provinsi Ketujuh yang Terbitkan Perda Tata Ruang

Jambi Jadi Provinsi Ketujuh yang Terbitkan Perda Tata Ruang

Berita
Waskita Pastikan Proyek Tol Kapal Betung dan Cimanggis-Cibitung Kelar 2023

Waskita Pastikan Proyek Tol Kapal Betung dan Cimanggis-Cibitung Kelar 2023

Berita
PTSL Diklaim Naikkan Nilai Ekonomi Rp 5.219 Triliun, dari Mana Sumbernya?

PTSL Diklaim Naikkan Nilai Ekonomi Rp 5.219 Triliun, dari Mana Sumbernya?

Berita
[POPULER PROPERTI] Tebar Promo Flash Sale KAI, Naik Kereta Eksekutif Cuma Rp 100.000

[POPULER PROPERTI] Tebar Promo Flash Sale KAI, Naik Kereta Eksekutif Cuma Rp 100.000

Berita
Kementerian ATR/BPN Gandeng Bank Mandiri, Luncurkan PNBP Elektronik

Kementerian ATR/BPN Gandeng Bank Mandiri, Luncurkan PNBP Elektronik

Berita
Harga Rumah Murah di Kabupaten Malang Rp 150 Jutaan, Cek di Sini (II)

Harga Rumah Murah di Kabupaten Malang Rp 150 Jutaan, Cek di Sini (II)

Perumahan
Harga Rumah Murah di Kabupaten Malang Rp 150 Jutaan, Cek di Sini (I)

Harga Rumah Murah di Kabupaten Malang Rp 150 Jutaan, Cek di Sini (I)

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+