Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Kenaikan BBM, Harga Rumah Melambung 10 Persen

Kompas.com - 24/06/2013, 18:59 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari pasca kenaikan tarif BBM, para pengembang yakin dan percaya diri meningkatkan harga jual propertinya sebesar rata-rata sepuluh persen (5-15 persen). Meskipun produsen material strategis pabrikan seperti baja, besi, semen, cat dan keramik belum mengeluarkan pernyataan kenaikan harga, namun beberapa pengembang perumahan kelas menengah, baik swasta maupun BUMN, sepakat memberlakukan harga jual baru ini pada 1 Juli mendatang. 

Presiden Komisaris PT Grahabuana Cikarang, Tanto Kurniawan, mengatakan perubahan harga akan efektif diterapkan pada 1 Juli dengan besaran kenaikan lima persen. Tahun ini, mereka membuka dua klaster baru residensial, yakni Beverly Hills dan Oscar, dengan harga jual Rp 1,4 miliar per unit. Sedangkan properti komersialnya berupa ruko Hollywood Arcade dengan penawaran Rp 2,3 miliar.

"Kami sangat hati-hati menaikkan harga jual. Untuk itu, besarannya pun tidak terlalu jor-joran dan waktu pemberlakuannya tidak serta merta, karena kami melihat kenaikan tarif BBM ini bukan momentum untuk meraup untung. Tidak semua komponen material bangunan tergantung pada perubahan BBM. Jadi, harus dilihat proporsinya berdasarkan kontribusi terhadap biaya produksi," papar Tanto.

Sementara PT Nusa Kirana, akan mengenakan tarif baru pada portofolio teranyarnya, yakni Rorotan Kirana Legacy. Pada 1 Juli nanti, unit-unit properti, baik residensial maupun komersial bakal mengalami perubahan harga jual sebesar lima persen.

Menurut Wakil Kepala Bagian Pemasaran Nusa Kirana, Dhiki Kurniawan, pihaknya tengah memasarkan klaster pertama Rorotan Kirana Legacy, yakni North Folk. Klaster ini berisi 218 unit rumah dengan tawaran mulai dari Rp 800 juta untuk ukuran 7x17 meter persegi hingga Rp 1,2 miliar (9X18 m2). Jadi, pada saat hari "H" nanti, harga jual ini berubah menjadi Rp 840 juta sampai Rp 1,270 miliar.

"Sebetulnya, kami sudah mengantisipasi kenaikan BBM sejak awal tahun ini. Karena itu, ketika memutuskan menaikkan harga jual produk, tidak terlalu agresif besarannya," ujar Dhiki.

Selain perubahan tarif BBM, masa-masa puasa Ramadhan dan Lebaran juga menjadi bahan pertimbangkan dalam meningkatkan harga jual. Momentum seperti ini yang membuat permintaan melambat dan bahkan terjadi penundaan pembelian. Sehingga para pengembang lebih berhati-hati dalam memutuskan besaran kenaikan harga.

Pertahankan Marjin Keuntungan

Wika Realty, sebagai salah satu pengembang BUMN anak usaha Wijaya Karya, juga tengah melakukan evaluasi dan analisa kenaikan harga. Upah pekerja, harga material bangunan, dan kontrak kerja yang sudah ditandatangani adalah beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan harga produk properti mereka.

Menurut Direktur Operasional Wika Realty Widyo Praseno, pihaknya sudah pasti menyesuaikan harga baru produk terbaru mereka. Kisarannya antara 10 hingga 12 persen dan berlaku untuk enam portofolio yang sedang dipasarkan. Mereka adalah Taman Sari Bukit Mutiara Samarinda, Tamansari Majapahit Semarang, Tamansari Metropolitan Manado, Tamansari Debang, Tamansari Kendari, dan Grand Tamansari Samarinda.

Namun, waktu pelaksanaannya akan disesuaikan dengan hasil evaluasi dan analisa beberapa faktor tersebut di atas. Ada dua opsi waktu pelaksanaan perubahan harga yakni 1 Juli atau setelah Lebaran.

"Strategi perubahan harga biasanya kami buat 12 kali sampai proyek berakhir. Namun, karena faktor perubahan tarif BBM, bisa dipangkas menjadi 8 atau 10 kali. Karena kami juga tidak ingin dengan harga baru, produk menjadi tidak terserap pasar," tandas Widyo kepada Kompas.com, di Jakarta, Senin (24/6/2013).

Besaran persentase kenaikan harga properti yang cenderung konservatif itu, lanjut Widyo, adalah juga untuk mempertahankan target marketing sales. Asal target penjualan marketing 2013 sebesar Rp 1,4 triliun tercapai dan masih terdapat marjin keuntungan.

"Kami memilih memangkas marjin keuntungan ketimbang menaikkan harga secara bombastis namun target meleset," imbuh Widyo.

Wika sendiri Oktober nanti akan merilis perumahan anyar di Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur seluas 30 Hektar. Tipikal unit rumah yang mereka tawarkan adalah 36 meter persegi hingga 60 meter persegi dengan rentang harga Rp 350 juta-Rp 900 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau