Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Bisa Menjadi "Smart City", Asalkan....

Kompas.com - 17/06/2013, 14:39 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Kota pintar melahirkan cara pandang berbeda. Bagaimana sebuah kota pintar juga menjadi kota yang inklusif? Para pemimpin kota pintar harus menganggap warganya sebagai aset. Mereka membangun kota-kota, menumbuhkan ekonomi, dan menyediakan keragaman.

Kota pintar memberikan warganya kesempatan kerja yang aman, pendidikan formal, akomodasi, transportasi yang handal dan kesehatan yang mendasar. Pemerintahnya juga menyediakan lingkungan yang memungkinkan warganya dapat berkembang dan berintegrasi secara sukarela, menjadi bagian dari struktur sosial kota.

Sementara itu, perancang kota sekaligus pengamat transportasi Yayat Supriatna, mengatakan, Jakarta bisa menjadi kota pintar jika konsep pengembangannya terintegrasi. "Termasuk integrasi dalam hal transportasi. Caranya, percepat pembangunan angkutan massal dan perbesar anggarannya," ujar Yayat kepada Kompas.com, di Jakarta, Minggu (16/6/2013).

Saat ini, sepertiga penduduk kota tinggal di daerah kumuh informal. Kebanyakan di pinggiran. Di sinilah peran para pengambil keputusan (penyelenggara perkotaan), arsitek, perancang kota, perusahaan swasta dan pebisnis, dibutuhkan. Mereka harus dapat menciptakan sebuah strategi yang jelas untuk mengintegrasikan masyarakat dengan latar belakang beragam ini ke dalam satu kota.

Seperti tulisan Doug Saunders yang berjudul Arrival City, permukiman kumuh sejatinya dapat menjadi tempat berawalnya perubahan paling penting dan mengejutkan dalam sebuah kota. Karena kota telah menjadi ruang hidup manusia.

"Kota adalah tempat di mana kita hidup, bernapas dan mentransaksikan ide-ide segar. Mari kita membuat kota yang benar, mari kita membuat kota menjadi lebih baik dan adil. Mari kita membuat sebuah kota yang inklusif, kota untuk semua," ujar Jonathan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com