Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Binakarya Bangun Kondotel Swiss belhotel Kuta

Kompas.com - 06/06/2013, 12:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembang Binakarya Propertindo Group (BPG) menanamkan investasi sebesar Rp150 miliar untuk membangun proyek kondotel Swiss-belhotel Kuta, Bali. Nilai tersebut belum termasuk investasi tanah.

"Investasi sebesar Rp150 miliar itu hanya untuk bangunan dan furnitur, belum termasuk nilai tanahnya,” kata CEO Binakarya Propertindo Group (BPG), Go Hengky Setiawan, kepada Kompas.com terkait pelaksanaan groundbreaking kondotel Swiss-belhotel Kuta di Kuta, Bali, Rabu (5/6/2013) kemarin.

Hengky mengatakan, optimisme Binakarya kali ini diperkuat fakta, bahwa Bali masih menjadi tujuan wisata favorit wisatawan mancanegara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan mancanegara yang datang melalui Bandara Ngurah Rai, Bali, selama Desember 2012 naik 6,45 persen dibandingkan Desember 2011, yaitu dari 248,3 ribu orang menjadi 264,4 ribu orang. Demikian pula, jika dibandingkan dengan kedatangan wisatawan mancanegara selama November 2012, jumlah wisatawan mancanegara ke Bali naik sebesar 11,14 persen.

Karena itulah, kata Hengky, pihaknya memilih membangun properti kondotel di Bali karena kondotel lebih cepat diserap oleh masyarakat. Selain itu, kondotel merupakan jenis investasi yang tergolong aman dan menguntungkan.

"Keuntungannya, selain bisa menempati kondotel yang dibeli saat berlibur maupun berbisnis, hasil dari penyewaan kondotel juga rata-rata lebih tinggi dari bunga deposito," ujar Hengky.

Ia menuturkan, hal itu diperkuat fakta bahwa nilai properti di Bali terus mengalami peningkatan signifikan. Setiap tahun harga properti di Bali mengalami kenaikan sekitar 10 persen.

"Artinya, bagi investor yang membeli di tahun 2013 ini akan menikmati peningkatan nilai investasi sebesar 20 persen pada saat kondotel ini beroperasi di 2015 nanti," ujarnya. 

Adapun lokasi Swiss-belhotel Kuta Bali ini tidak jauh dari Pantai Kuta dan Bandara Internasional Ngurah Rai. Binakarya memperkirakan pembangunan Swiss-belhotel Kuta Bali akan selesai pada awal 2015.

Hengky menjelaskan, hotel bintang empat ini akan dibangun di atas lahan seluas 7564 meter persegi. Terdiri kurang lebih 300 kamar, pihaknya menawarkan kondotel ini kepada para investor dengan jaminan keuntungan tak kurang dari 101 persen selama sepuluh tahun. Nantinya, pengelolaan kondotel ini akan ditangani sepenuhnya oleh Swiss-Belhotel International.

Melirik potensi Bali

Seiring banyaknya tempat wisata, produk hotel dan apartemen di Bali kini semakin bertumbuhan sehingga peta persaingan bisnis properti pun menjadi kian ketat. Terbukti, tahun ini tidak hanya Binakarya Propertindo Group yang melirik Bali sebagai lahan investasi bisnis propertinya.

Graha Cemerlang Group, misalnya, melalui anak perusahaannya, PT Danau Winata Indah, menjalin kerjasama dengan Minor Hotel Group yang berbasis di Thailand untuk mengelola hotel, kondominium hotel (kondotel), dan apartemen di proyek terpadu (mixed use) Nusa Dua Circle di Jl I Gusti Ngurah Rai, Bali. Proyek tersebut dibangun bersebelahan dengan monumen bersejarah Margarana.

Presiden Direktur PT Danau Winata Indah Linda Setyowati Martioso mengakui, kesepakatan kerjasama itu terjadi selain karena pertimbangan reputasi juga kesamaan visi untuk menggali potensi bisnis properti di Bali. Ia memaparkan, nilai proyek Nusa Dua Circle yang dibangun di atas lahan seluas 3.23 hektar dengan luas bangunan 85.075 meter persegi itu hampir mencapai Rp 2 triliun.

"Karena potensi Bali jelas masih sangat menjanjikan sebagai salah satu destinasi wisata menarik di dunia. Kami ingin menambah portofolio dengan lokasi yang tepat, terutama di semua pusat daerah berkunjungnya wisatawan Bali, salah satunya Nusa Dua," ujar Linda kepada Kompas.com, Jumat (31/5/2013).

Sementara itu, di kawasan Seminyak, Bali, PT Bali Ayu Tulip juga tengah merancang pembangunan apartemen dan hotel Nismara. Untuk investasi di proyek ini, Bali Ayu Tulit merogoh kocek sebesar Rp 120 miliar.

"Kami juga ingin turut mencicipi keuntungan bisnis ini di Bali, sekaligus memajukan Bali sebagai daerah tujuan utama wisata global setelah didasari riset pasar kami belakangan ini," ujar Eddy Arifin, CEO Ear's Corp dan Direktur Utama PT Bali Ayu Tulip.

Untuk itulah, kata Eddy, dibangun tak jauh dari kawasan pusat gaya hidup Petitenget, Seminyak, Nismara diharapkan bisa menggaet pasar kelas atas baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk proyek ini, pihaknya merogoh kocek untuk investasinya sebesar Rp 120 miliar.

"Selama produk-produknya inovatif, kami yakin mampu diterima dengan baik oleh pasar," kata Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com