Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsitek Amerika Terancam "Nganggur"

Kompas.com - 23/05/2013, 12:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ekonomi Amerika Serikat belum sepenuhnya pulih dari resesi, dampaknya terhadap penurunan jumlah proyek properti baru tak terelakkan. Kelangkaan proyek baru tersebut berdampak pula terhadap anjloknya pengunaan jasa konsultasi arsitek.

Ikatan Arsitek Amerika (American Institute of Architects/AIA) melaporkan data terbarunya bahwa selama April 2013 terjadi kemerosotan permintaan jasa desain. Ini merupakan sentimen negatif pertama kali selama sembilan bulan terakhir.

Dalam Architecture Billing Index, sebuah indeks yang menampilkan belanja konstruksi, kemelorotan berlangsung terus menerus. Bulan April lalu, indeks menyentuh angka 48,6. Turun dari bulan sebelumnya yang masih berada pada level 51,9. Pencapaian bulan April ini merupakan terendah sejal Juli 2012. Setiap skor di atas 50 pada indeks merefleksikan peningkatan jumlah tagihan.

Sementara indeks untuk proyek baru mencapai 58,5, menurun dari 60,1 di bulan sebelumnya. Jika dipecah ke dalam beberapa sektor, multi-family residential memimpin indeks rata-rata dengan 52,0, diikuti oleh pasar korporat  (50,1), komersial/industri (49,2) dan mixed use (48,6). Angka rata-rata regional, berdasarkan data per tiga bulan adalah: wilayah selatan Amerika (52,6), barat (50,7), barat daya (49,4), timur laut (48,2). 

Penundaan persetujuan proyek dan konsolidasi para pengembang properti Amerika Serikat dituding sebagai penyebab kemerosotan ini. Menurut Kepala Ekonomi AIA, Kermit Baker, penundaan persetujuan proyek mendatangkan efek buruk pada industri desain dan jasa konstruksi.

"Tapi sekali lagi dan lagi kita mendengar bahwa sangat sulit untuk mendapatkan pembiayaan untuk terus maju dengan proyek real estat. Sebab para pengguna jasa kita juga tengah mengalami masalah serupa," ujar Baker.

Bagaimana dampaknya bagi Indonesia?

Sebagaimana kita ketahui, pasar properti Nasional sedang dalam masa puncaknya. Selain karena hukum pasar alamiah; permintaan lebih tinggi dari penawaran, juga karena derasnya arus investasi, khususnya asing. Realisasi investasi mancanegara melonjak selama dua tahun terakhir. Mereka meminati  proyek-proyek properti prestisius, mulai dari perumahan, apartemen, perkantoran hingga pusat belanja.

Sejumlah proyek tersebut tentu saja membutuhkan jasa konsultasi arsitek dalam mewujudkan konsep, rancangan gedung, dan juga detil proyek. Potensi nilai dari penggunaan jasa konsultasi arsitek ini tak main-main, sebesar Rp 5 triliun, hingga 2015 mendatang.

Dengan potensi sedemikian besar, Indonesia bakal menjelma menjadi kiblat arsitek-arsitek asing tersebut. Saat ini saja, arsitek dari firma-firma terkemuka Singapura, sudah menjadikan Indonesia sebagai profit center mereka. Disusul oleh Spanyol dan Australia. Nah, saat kondisi Amerika Serikat belum sepenuhnya pulih, bisa jadi pula mereka akan menyerbu pasar Indonesia dan membuka praktek jasa konsultasi arsitektur di sini.

Jika itu terjadi, lampu kuning buat arsitek Indonesia. Mereka harus mampu bersaing dengan cara meningkatkan kualitas, pengalaman dan juga kemampuannya membaca tren yang ada. Namun yang kerap dituntut oleh pengembang sebagai salah satu pengguna terbesar jasa mereka adalah, arsitek harus memiliki kapabilitas mengerjakan desain secara cepat, secepat yang sudah ditunjukkan arsitek-arsitek asing.

Menurut Direktur Ciputra Group, Artadinata Djangkar, secara kualitas, arsitek lokal tak kalah bagus. Hanya saja, mereka masih minim eksposur dalam mengerjakan proyek-proyek besar. Kebanyakan dari mereka mendapat proyek dari dalam negeri saja, sedangkan arsitek asing justru mengerjakan proyek dari seluruh dunia. Sehingga mereka selalu memimpin dalam pencitpaan rancangan yang sedang menjadi tren atau fenomenal.

"Ada baiknya arsitek Indonesia melebarkan sayap ke mancanegara. Dengan demikian mereka akan mendapatkan pengalaman internasional yang akan menambah kapabilitasnya sehingga mampu bersaing dengan asing," ujar Arta kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (23/5/2013).


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com