JAKARTA, KOMPAS.com — Penduduk Jakarta sudah mengenal betul daerah "Kepala Naga" di kawasan Jakarta Utara ini. Sebagai wilayah dengan jumlah penduduk yang tergolong padat, Kelapa Gading mampu menyediakan berbagai kebutuhan warga setempat hingga mereka tidak perlu bepergian jauh untuk berbelanja, sekolah, bahkan berobat. Kenyamanan semacam ini membuat Kelapa Gading semakin "menggiurkan" yang berimplikasi pada harga properti yang kian melambung.
"Lonjakan harga lahan dan properti Kelapa Gading luar biasa. Harga tanah bisa naik 50 hingga 100 persen dalam dua tahun terakhir, 2011-2012. "Bukit Gading Villa, contohnya, mencapai Rp 20-Rp 25 juta per meter persegi. Sementara di Boulevard Raya sudah berada pada kisaran Rp 30 juta per meter persegi," tutur Direktur Utama Century 21 Pertiwi, Ali Hanafia.
Hukum pasar bermain dalam proses penentuan harga. Berbeda dengan pasar komoditas lainnya, properti tergolong unik. Meskipun konsumen memiliki uang, tanpa adanya ketersediaan tanah, konsumen tersebut juga tidak bisa membeli. Inilah yang terjadi di Kelapa Gading. Selain di sektor hunian, kawasan ini juga menjadi salah satu incaran pembangunan ruang perkantoran.
"Menara perkantoran akan bertambah, terutama untuk lokasi strategis dan yang lahannya sudah habis seperti Boulevard Barat dan Timur. Pengembangan mungkin akan bergeser ke Pegangsaan. Sebenarnya, Kelapa Gading sudah tidak ada ruang kosong," ujar Ali kepada Kompas.com di sela-sela seremoni penutupan atap Kirana Office Two di Kelapa Gading, Jumat (17/5/2013).
Ali mengatakan, harga Rp 20 juta per meter persegi yang ditawarkan Kirana Office Two masih murah. Prediksi ke depan, setelah perkantoran ini rampung, harganya akan melonjak menjadi Rp 30 juta per meter persegi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.