Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga Rumah akan Terus Berlanjut

Kompas.com - 13/05/2013, 14:56 WIB

KOMPAS.com - Kendati harga hunian di Jakarta  melonjak "gila-gilaan" sehingga menimbulkan kekhawatiran gelembung properti, namun ada satu hal yang tak dapat diabaikan. Bahwa tingkat serapan masih tinggi. Ditandai dengan transaksi penjualan yang mencapai Rp 16,6 triliun dari 15.851 unit rumah yang terserap pasar pada 2013.

 

Data yang dilansir Cushman and Wakefield menunjukkan total volume transaksi tersebut lebih tinggi dibanding capaian pada 2012 senilai Rp 12,4 triliun dari 12.858 unit yang terjual. Beberapa pengembang membukukan penjualan signifikan. Di antaranya Bumi Serpong Damai, Alam Sutera, Lippo Karawaci, Summarecon, Ciputra dan lain-lain yang membangun 30 perumahan yang masuk dalam "keranjang" riset Cushman and Wakefield.

Tingginya tingkat serapan tersebut memungkinkan kenaikan harga akan terus berlanjut hingga dua tahun mendatang. Meskipun, menurut pengamat properti Panangian Simanungkalit, pertumbuhannya tidak sepesat tiga tahun terakhir yang bisa mencapai 30 persen per tahun.

"Saat ini hingga akhir 2014, walau masih terjadi pertumbuhan, namun hanya separuhnya saja, yakni 15-20% per tahun," ujar Panangian kepada KOMPAS.com di Jakarta, Minggu (12/5/2013).

Panangian melanjutkan, selama faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya instabilitas ekonomi tidak terjadi, maka bisnis dan industri properti akan tetap kondusif. 

"BI rate harus dijaga agar tetap 1 digit, inflasi bergeming dan pemerintah menciptakan iklim bisnis yang kondusif agar investasi baik asing maupun domestik akan deras mengalir. Hal ini sebetulnya yang harus dipertahankan," imbuhnya.

Pengembang akan terus membangun selama kebutuhan belum terpenuhi. Berdasarkan data Kementerian perumahan rakyat (Menenpera), backlog perumahan Nasional saat ini sudah mencapai 13,6 juta. Besarnya backlog membuat permintaan rumah baru semakin besar setiap tahunnya.

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com