BANDUNG, KOMPAS.com - Setelah Astra dan MNC Group, dua nama besar di bidang otomotif dan media, kini Maicih (PT Maicih Inti Sinergi) mencicipi "pedasnya" sektor properti. Masing-masing ketiganya bukanlah perusahaan yang memiliki bisnis inti (berbasis) properti. Maicih sendiri justru sangat tenar di kalangan masyarakat perkotaan di seluruh Indonesia, sebagai pemain kudapan kripik singkong pedas.
Terjunnya Maicih di bisnis properti tak lain sebagai salah satu cara untuk mewujudkan visi besar pemiliknya, Reza Nurhilman. Anak muda kreatif berusia 26 tahun ini ingin menjadikan Maicih sebagai holding company yang memayungi berbagai macam bisnis. Mulai dari makanan, pusat pelatihan bisnis, media, hingga properti.
"Revolusi pedas" a la Reza ini diretas dengan mendirikan perusahaan pengembang bertajuk PT Sinergy Land Property. Proyek perdananya adalah perumahan skala kecil dengan jumlah terbatas, yakni Cipageran Sinergy Cluster dan Sariwangi Sinergy.
Menurut Project Manager Sinergy Land, Sanny Alvin, perumahan yang dibangun memang masih terbatas dengan ukuran lahan kecil di wilayah Bandung, Jawa Barat. Harga jualnya pun relatif terjangkau.
"Kami menetapkan harga jual tidak terlalu tinggi. Berkisar antara Rp 300 juta hingga Rp 700 juta per unit," ungkap Sanny kepada KOMPAS.com, Minggu (12/5/2013).
Cipageran Sinergy Cluster diperuntukan bagi kalangan menengah. Harganya berada pada kisaran Rp 300 jutaan dengan ukuran 45/94 dan dan 50/94. Lokasi klaster ini di Cimahi Utara, Kabupaten Bandung.
Sedangkan Sariwangi Sinergy menyasar segmen menengah atas. Dirancang lebih eksklusif dan terbatas, karenanya dilengkapi dengan CCTV serta sistem keamanan satu pintu. Sinergy Land hanya mengembangkan 7 unit dengan patokan harga mulai dari Rp 700 juta seukuran 90/91. Lokasinya pun di tengah kota, yakni Jl Sariwangi, Bandung.
Uniknya, metode yang digunakan untuk memasarkan kedua properti ini pun mengadopsi bisnis intinya. Mereka memanfaatkan jejaring media sosial seperti twitter dan facebook serta kekuatan metode word of mouth (pemasaran dari mulut ke mulut) dengan kata kunci "gentayangan". Ini artinya sang pemasar berada di lokasi-lokasi strategis yang mudah dijangkau masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.