Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luar Jawa "Bergejolak"

Kompas.com - 05/05/2013, 09:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Gejolak sektor properti tak semata terjadi di Pulau Jawa, khususnya area Jadebotabek, juga merata ke seluruh pelosok Indonesia. Bahkan, kota-kota kedua (second-tier) mulai "menyalip" kemajuan kota utamanya di beberapa daerah. Di Ambon, Maluku, siapa nyana pengembang sekelas Ciputra dan Lippo sudah punya portofolio? Menarik untuk dicermati seberapa besar sejatinya market properti di luar Pulau Jawa ini?

Ketua Umum DPP REI Setyo Maharso mengakui potensi pasar properti di daerah, luar biasa besar. Untuk tidak dikatakan mencengangkan. Harga propertinya pun relatif tinggi. Meski begitu, pasar tetap bisa menyerap pasok-pasok properti seharga di atas Rp 500 juta per unit. Pasalnya, nyaris seluruh pasok properti, terutama hunian, dipatok senilai Rp 500 juta ke atas. Contohnya di Balikpapan, perumahan yang dikembangkan Grup Ciputra, Citra Bukit Indah, sudah menyentuh level di atas Rp 1,5 miliar.

"Tingkat pendapatan masyarakat di luar Jawa sudah meningkat. Profil pasar yang mampu membeli properti seharga setengah miliar kian bertambah jumlahnya. Pemicu keadaan tersebut bukan hanya masalah bertambahnya penghasilan tapi migrasi akibat majunya industri, perdagangan komoditas dan juga pertambangan," ujar Setyo kepada KOMPAS.com di Jakarta, Sabtu (4/5/2013).

Migrasi tersebut membentuk sejumlah populasi hingga mencapai angka tertentu. Dengan kata lain, peningkatan jumlah penduduk tidak semata-mata akibat angka kelahiran, tapi juga lapangan pekerjaan. Hal ini seharusnya seiring sejalan dengan peningkatan tingkat kesejahteraan. Karena tingkat kesejahteraan masyarakat di luar Jawa meningkat, sudah seharusnya pemerintah konsisten mendukung pertumbuhan properti di daerah.

Ada pun daerah-daerah di luar Jawa yang pasar propertinya sangat aktif adalah Riau, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, sedikit di Medan, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Surabaya, dan penjualan tipis di Semarang. Di kota-kota tersebut, jumlah pasok hunian belum secara maksimal dapat memenuhi kebutuhan (demand). Sementara itu, fenomena migrasi tak hanya dalam bentuk perpindahan populasi, juga perpindahan "gaya hidup". Tentu saja, geliat "gaya hidup" tersebut juga harus diakomodasi dengan baik. Seperti dengan mengembangkan fasilitas pusat belanja, ruang komersial atau berupa meeting point.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Berita
Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Berita
Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com