JAKARTA, KOMPAS.com - Inilah akibat terlalu agresif berinvestasi dan mengabaikan prinsip kehati-hatian. Dubai World, konglomerasi investasi yang dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Dubai, saat ini tengah mengalami krisis utang.
Pemilik beberapa properti prestisius kelas dunia ini diburu lembaga keuangan dan bank pemberi pinjaman. Pasalnya, Dubai World berutang kepada mereka senilai 25 miliar dollar AS atau ekuivalen sebesar Rp 242,5 triliun. Namun, Dubai World tak juga menunjukkan perbaikan dalam menambah kemampuan pembayaran sebesar 4,5 milliar dollar AS atau setara Rp 43,6 triliun hingga 2015 mendatang. Padahal mereka telah mendapat persetujuan restrukturisasi utang dari sekitar 90 bank pemberi pinjaman, pada 2011 silam.
Seperti dilaporkan Financial Times, pemberi pinjaman tersebut akhirnya meminta Dubai World untuk menjual beberapa aset properti prestisius andalannya termasuk Las Vegas City Center, hotel Atlantis Dubai dan hotel Mandarin Oriental New York.
Pemberi utang tersebut termasuk di antaranya HSBC, RBS dan Abu Dhabi Commercial Bank, mencemaskan kemampuan bayar Dubai World sehingga sampai pada kesimpulan melego aset-aset properti bernilai tinggi tersebut guna memenuhi utang yang jatuh temponya tinggal 2 tahun lagi.
"Dubai World harusnya dapat mencari strategi terbaik mulai dari sekarang untuk memenuhi kewajibannya terhadap para kreditur," ujar seorang analis seraya menambahkan bahwa peminjam utang saat ini justru tengah berpikir mengupayakan mengambil alih semua aset Dubai World.
Dubai World sendiri merupakan satu dari sekian banyak investor dunia yang paling agresif sebelum krisis 2008. Mereka punya saham di berbagai perusahaan termasuk Cirque du Soleil dan pengelola pelabuhan besar DP World.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.