Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memperkuat Identitas Furnitur Asia Tenggara

Kompas.com - 28/03/2013, 11:26 WIB

KOMPAS.com - Liow Heng Yee (22) merupakan penabuh gendang tradisional Malaysia. Terinspirasi gendang yang kerap dimainkan, mahasiswa Universiti Sains Malaysia itu membuat bangku gendang yang memasukkannya dalam 10 besar Kompetisi Desain Furnitur Malaysian International Furniture Fair 2013.

Bangku berkaki tiga itu merefleksikan identitas Malaysia. Ketiga kaki bangku merupakan potret tiga bangsa yang tinggal dan mengembangkan Malaysia, yaitu Malaysia, India, dan China. Adapun dudukan bangku yang berbentuk bulat menggambarkan negara Malaysia.

Ketiga bangsa tersebut menjadi penopang kemajuan Malaysia. Mereka saling menerima dan mendukung satu sama lain sehingga terintegrasi menciptakan keharmonisan.

"Apabila salah satu kaki itu patah, bangku tidak akan berdiri kokoh dan mudah roboh," kata Liow Heng Yee, warga Kepong, Kuala Lumpur.

Lain halnya dengan Yap Hock Sin (24). Mahasiswa Jurusan Interior Arsitektur Universitas Taylor Malaysia membuat furnitur terinspirasi dengan bubu, alat penangkap ikan tradisional. Bubu terbuat dari rotan, kawat, besi, jaring, kayu, dan plastik yang dijalin sedemikian rupa sehingga ikan yang masuk tidak dapat keluar.

Bubu kerap disebut perangkap (traps) dan penghadang (guiding barriers). Alat ini berbentuk kurungan, seperti ruangan tertutup, sehingga ikan tidak dapat keluar. Bubu merupakan jenis alat tangkap ikan pasif tradisional. Warga Kuala Terengganu itu membuat furnitur yang berfungsi untuk meletakkan aneka hiasan dan dekorasi lampu rumah.

"Melalui bubu, saya hanya ingin memaparkan bahwa ide desain furnitur ada di sekitar kita, termasuk di daerah nelayan," kata Yap Hock Sin.

Selain kedua desainer muda tersebut, terdapat delapan desainer muda lain dari sejumlah universitas di Malaysia. Malaysian International Furniture Fair (MIFF) memfasilitasi mereka untuk berkreasi dan berinovasi membuat furnitur yang beridentitas dan sarat makna. Mereka menggali inspirasi desain-desain baru dari budaya dan tradisi masyarakat. Mereka terinspirasi dari kotak makanan, lampion atau lentera tradisional, permainan gasing, festival drum China Malaysia, papan jemuran rumah tradisional Malaysia, dan ketupat.

Desain-desain bernapas modern dan beridentitas budaya yang kuat itu dipamerkan dalam MIFF 2013. Pameran tersebut digelar di Pusat Perdagangan Dunia Putra dan Pusat Pameran dan Konvensi Matrade, Kuala Lumpur, Malaysia, pada 5-9 Maret. Pameran itu diikuti 509 peserta dari 12 negara dan dihadiri 20.000 pembeli dari 140 negara. Asia masa depan

Dalam pameran tersebut terungkap bahwa Asia, terutama Asia Tenggara, merupakan masa depan furnitur dunia. Pertumbuhan ekspor furnitur di negara-negara Asia Tenggara sangat pesat selama 2012. Vietnam unggul dengan pertumbuhan ekspor mencapai 86,8 persen, Indonesia 30,2 persen, Brunei 18,6 persen, Thailand 16,2 persen, dan Filipina 14,4 persen.

"Pada 2012, Malaysia mampu meningkatkan ekspor furnitur mencapai 10,9 persen. Furnitur Malaysia tersebut diekspor ke 199 negara dengan nilai 8 miliar ringgit atau setara dengan Rp 25,4 triliun," kata Menteri Komoditas dan Industri Perkebunan Malaysia Tan Sri Bernard Dompok.

Untuk menuju kesana, desain-desain baru yang kreatif dan bernapaskan identitas suatu bangsa atau negara menjadi kuncinya. Desain tersebut mengarah pada permintaan pasar akan furnitur minimalis, ekonomis, modern, dan mudah dipindahkan.

Pimpinan Eksekutif TA Furniture Industries Malaysia, Saw Eng Guan, mengatakan, pangsa pasar utama furnitur Asia adalah generasi muda. Mereka menyukai furnitur minimalis, modern, murah, berkualitas, sederhana, dan mudah dipindahkan.

"Untuk memenuhi permintaan pasar tersebut, desain furnitur yang kreatif berperan penting. Hampir setiap tahun perusahaan berupaya membuat desain-desain baru," kata Saw Eng Guan.

Pimpinan Eksekutif Hin Lim Furniture Manufacturer, Thomas Lim, mengatakan hal serupa. Menurut dia, generasi muda, khususnya keluarga muda, merupakan pangsa pasar penting furnitur Asia. Agar mereka tertarik, perusahaan furnitur berlomba-lomba menciptakan desain-desain baru sesuai permintaan pasar terkini.

Ketua MIFF 2013 Datuk Tan Chin Huat menambahkan, setiap perusahaan furnitur di Asia selalu didukung dengan tim desain. Tim itu berkolaborasi dengan tim pemasaran untuk mengembangkan furnitur.

Ahli desain furnitur dan juga Presiden KDT International Co Ltd Klaus J Kummer menyatakan, identitas furnitur selalu terkait erat dengan tradisi dan budaya setempat. Agar dapat membuat furnitur yang beridentitas, para desainer perlu berinteraksi dengan tradisi dan budaya setempat. Mereka akan mendapat inspirasi ketika berkunjung ke desa-desa mencari furnitur antik. Dari furnitur itulah mereka dapat mencipta desain furnitur baru dan modern dengan mengadopsi identitas furnitur lama.

"Banyak desainer muda Asia yang membuat desain berdasarkan inspirasi furnitur negara-negara Barat. Mereka kurang menggali inspirasi dari tradisi dan kebudayaan sendiri," katanya.

Klaus juga berharap agar setiap bangsa dan negara mempertahankan ciri khas furniturnya. Indonesia, misalnya, yang terkenal dengan furnitur antik, mebel ukir, relief, dan patung ukir. Identitas tersebut jangan sampai hilang dan terus dikembangkan menjadi bentuk-bentuk baru tanpa menghilangkan identitas itu.

Keunggulan lain dari Indonesia adalah furnitur dan patung yang dibuat masih banyak yang mengandalkan seni kriya. Artinya, di kala furnitur tumbuh diproduksi dengan alat-alat pabrikan modern, Indonesia masih mempertahankan ciri khasnya, yaitu keterampilan kriya, mengukir, dan memahat.

"Salah satu negara Asia Tenggara yang juga mengandalkan seni kriya adalah Thailand. ’Negara Gajah Putih’ tersebut juga terus mengembangkannya meskipun kapasitas produksinya masih kecil,” kata Klaus. (Albertus Hendriyo Widi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau