KOMPAS.com - Sekali lagi, manusia dihadapkan pada romansa masa lalu dan kepentingan masa depan. Kali ini, pilihan mengenang masa lalu atau membangun untuk kepentingan masa depan dialami oleh sebuah perusahaan asal Perancis.
Perusahaan tersebut memiliki rencana untuk membangun wind farm atau pembangkit listrik tenaga angin di atas situs Perang Dunia Pertama. Di tempat tersebut, puluhan ribu tentara Inggris yang masih berusia muda tewas.
Perusahaan bernama InnoVent ingin memasang 10 turbin di hamparan rumput yang pernah menjadi medan pertempuran di Loos, Perancis. Setiap tiang kicir angin berukuran besar tersebut rencananya akan mencapai ketinggian yang sama dengan menara Big Ban di Inggris.
Sejarawan militer Richarld Lane mengatakan, skema pembangunan wind farm tersebut akan merusak sebagian makam perang. Dia mengaku yakin, orang-orang di balik skema ini melakukan hal tersebut karena ketidakpedulian.
"Mereka mungkin tidak menyadari, bahwa tanah tersebut dibuat menyerupai sarang lebah karena adanya terowongan-terowongan dan di dalamnya kemungkinan besar terdapat sisa-sisa jenazah anggota resimen yang ikut berperang. Kemungkinan, konstruksi bawah tanah termasuk jasad tersebut akan terganggu dengan adanya wind farm," ujar Lane.
Rencana pembangunan aslinya sudah diajukan tahun lalu. Namun, saat ini, rencana tersebut mengalami menangguhan hingga menunggu hasil pertemuan publik minggu lalu. Keputusan akhir terletak pada Residen dari departemen Nord Pas de Calais.
"Kami mengerti proyek tersebut telah ditunda. Kami menyambut baik hal tersebut, namun kami juga akan tetap memperhatikan hal apa yang akan terjadi selanjutnya," kata Lane.
Bob Allan, Kepala Resimen Royal Tiger Association mengatakan, pihaknya akan melawan, apapun yang akan mengganggu ketenangan dan pengaturan makam di area medan perang. Bahkan, seorang konservasionis Perancis, Bruno Schmit, mengatakan dalam blognya, bahwa InnoVent telah mengambil keputusan "tanpa memperhitungkan masa lalu sejarah dari situs yang bersangkutan". Pihaknya juga mengatakan, meski saat ini proyek tersebut tengah ditangguhkan, ia menginginkan terbentuknya deklarasi, bahwa situs tersebut tidak dapat diganggu gugat untuk pembangunan apapun.
Juru bicara InnoVent Clement Prouvost mengatakan, perusahaannya menyadari betapa sensitifnya lokasi pembangunan tesebut. Pihaknya tengah mempertimbangkan kepantasan lahan.
"Kami tidak mengetahui tepatnya lokasi turbin akan dibangun dan berapa jumlahnya. Kami sedang mempelajari beberapa skenario berbeda menurut jarak dari makam," kata Prouvost.
Perusahaan InnoVent sendiri menyatakan bersedia membayar untuk ekskavasi arkeologis di sekitar situs jika ada perkembangan lebih lanjut untuk mematuhi hukum Perancis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.