KOMPAS.com — Dalam kaitannya dengan fengsui, Anas Urbaningrum lahir 15 Juli 1969. Dengan catatan itu, ia termasuk shio ayam dengan 10 batang langit dengan elemen tanah dan 12 cabang bumi yang juga elemen tanah.
Seperti sudah disinggung sebelumnya, elemen tanah yang dominan dalam diri seorang Anas Urbaningrum agaknya membuat banyak pihak melihatnya penuh dengan kekhawatiran, bahkan mungkin juga ketakutan. Khawatir dan takut sejumlah kasus sebelumnya juga akan terbongkar. Bahkan, bisa saja hal itu melibatkan sejumlah pihak lain yang berkaitan.
Kita tentu masih ingat bahwa jauh sebelum itu pernyataan soal "Monas" yang keluar dari sosok mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu terkesan emosional. Dari sudut fengsui, memang seperti itulah sosok shio ayam dan elemen tanah dalam diri seorang Anas Urbaningrum.
Pada saat statement tersebut dikeluarkan, publik menjadi penasaran. Hal itu serta-merta mendorong banyak pihak yang juga menjadi "panas" laksana bara api yang membakar.
Peristiwa ini laiknya arena pertarungan ayam jago yang dipertontonkan dan disaksikan oleh khalayak ramai. Ini memang akhirnya terjadi. Rasa penasaran dan penuh tanda tanya pun akhirnya bermunculan. Pertanyaannya, siapakah yang menang dalam pertandingan ini?
Pantang mundur
Shio ayam adalah shio yang paling pantang mundur bila ditantang berkelahi. Sisi egois maupun rasa kemenangan akan kebenaran berada pada diri shio ayam dan mempunyai rasa percaya diri sangat tinggi.
Karakteristik shio ayam adalah jalan berbarengan sesama kawan-kawan yang disenangi dalam pergaulannya. Tak seperti elang, ayam tidak akan berjalan sendirian. Kehidupan "paguyuban" sudah mewarnai kehidupan mereka dan saling memproteksi.
Ayam hidup berkelompok dan melindungi satu sama lainnya. Mereka berkomitmen pada diri sendiri, laksana gentlemen style, akan selalu berkokok pada saat mentari menyingsing di pagi hari untuk memberi kabar bahwa hari lalu telah pergi dan berganti hari baru.
Faktor komitmen itulah yang membuat sejumlah orang menjadi kagum, terkesima, dan selalu ingin hidup berdampingan dengan sosok bershio ayam. Pahit manis akan mereka arungi bersama-sama.
Lalu, apa yang terjadi saat beberapa ekor ayam jago secara berbarengan diberi makanan enak?
Leluhur kita sudah menggariskan nasibnya bahwa bila ayam ditebari beras ataupun mendapatkan cacing, yang terjadi adalah bukan langsung makan dan berbagi. Salah satu ayam pasti mematok lebih dulu kawan-kawannya yang jalan berbarengan dengan dirinya dalam memperebutkan makanan di hadapan mereka. Pada saat itulah, ayam akan memperlihatkan keperkasaannya dan berusaha memperlihatkan diri sebagai pemimpin paling ditakuti dan disegani.
Namun, perolehan keadilan untuk mendapatkan hasil merata dan dibagi bersama adalah sesuatu hal yang sulit diraih oleh shio ayam. Agaknya, inilah sebabnya, ada sabung ayam jago yang selalu ditonton oleh khalayak ramai. Di mana pun, ayam selalu siap berkelahi satu dengan yang lainnya.
Lantas, siapa yang dirugikan dalam hal ini? Yang jelas, banyak "penonton" yang gembira karena mempunyai faktor kepentingan berbeda-beda.
Intinya, kita harus ingat bahwa pohon yang tumbuh semakin tinggi selalu mendapatkan tiupan angin kencang yang dapat merobohkannya. Karena itu, waspadalah terhadap rintangan hidup yang mungkin terjadi. Karena memang, semua juga melakukan pembelaan diri untuk sebuah kebenaran. Hanya, semua yang terjadi saat ini sudah pernah terjadi sebelumnya.