Daftar Properti yang Masuk Anggaran Keluarga Clinton

KOMPAS.com — Bill dan Hillary Clinton saat ini tengah mencari rumah melalui agen realestat papan atas, Saunders & Associates. Seperti dilansir www.dailymail.co.uk, "pasangan politik" tersebut tengah mencari rumah di area Hamptons, menyusul mundurnya Hillary dari jabatannya sebagai sekretaris negara.

Berbagai pihak kini tengah menunggu langkah pasangan ini, khususnya Hillary, mengenai kemungkinan pencalonan dirinya sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Namun, yang pasti, Hillary dan Bill akan memperpanjang deretan properti dalam portofolio mereka.

Sebelum ini, mereka sudah memiliki properti di Washington D.C. dan di Chappaqua, New York. Uniknya, dari sekian banyak agen kelas atas yang menawarkan jasanya, pasangan ini memilih Saunders & Associates.

Agen ini memiliki properti dengan nama "White House". Meski tidak ada hubungannya dengan Gedung Putih, rumah tersebut memiliki nama yang sama dengan sebutan lain Istana Negara AS.

Rumah dengan tujuh kamar tidur dan delapan kamar mandi tersebut saat ini berada dalam daftar yang dapat dibeli keluarga Clinton. Ditawarkan seharga 6,9 juta dollar AS atau setara dengan Rp 66,3 miliar, "White House" berada di daerah eksklusif Georgia East Hampton.

"Saunders memiliki banyak properti seharga jutaan dollar yang cocok untuk keluarga Clinton," sebut seorang sumber. 

Selain "White House", Saunders juga memberikan daftar rumah-rumah lain yang masuk dalam anggaran keluarga Clinton. Salah satunya adalah rumah berplester semen yang ditutupi dengan tanaman merambat.

Rumah ini berada di Briar Patch Road di East Hampton. Harganya pun sedikit lebih mahal dari "White House", yang ditawarkan dengan harga 9,95 juta dollar AS atau setara Rp 95,6 miliar.

Rumah ini memiliki rumah utama dan guest house. Di dalam rumah utama terdapat kamar tidur master suit lengkap dengan ruang duduk dan ruang kerja dua lantai.

Selain itu, rumah ini juga memiliki empat kamar tamu dengan lantai batu kapur, ruang resepsi dua lantai, ruang keluarga, ruang makan formal, seta sebuah perpustakaan dengan wet bar dan dapur berkelas internasional.

Guest house rumah ini menyerupai rumah terpisah. Pasalnya, dalam guest house rumah ini terdapat ruang keluarga, dapur, kamar tidur, bahkan ruang mencuci yang terpisah dengan rumah utama. Totalnya, rumah tersebut memiliki delapan kamar tidur, delapan kamar mandi, empat toilet, tujuh perapian, kolam renang, dan perapian luar ruangan.

Favorit Clinton

Selain rumah-rumah ini, Saunders juga menawarkan rumah di Georgia seharga 9,9 juta dollar AS pada keluarga Clinton. Rumah ini memiliki luas 1.114,8 meter persegi meliputi teater, gudang anggur, serta kolam renang dengan pemanas, spa, serta sebuah pool house dengan wet bar di level bawahnya.

Keluarga Clinton tampaknya memang menyukai area East Hampton. Sebelumnya, mereka sempat menyewa rumah bernama "Windmill House" pada 2010 lalu.

Setahun setelahnya, mereka juga menyewa properti di Lily Pond Land. Kemudian, mereka menyewanya kembali hingga Agustus 2012.

Lily Pond Land adalah lokasi populer bagi para selebriti. Sederetan nama-nama besar seperti Steven Spielberg, Martha Steward, dan Jon Bon Jovi juga memiliki rumah di sana.

Rumah Lily Pond Land tersebut dimiliki oleh Elie Hirscfeld, rekan keluarga Clinton. Hirscfeld mengatakan, Presiden Clinton sendiri yang mengatur ruang perpustakaan di rumahnya ketika tinggal di sana.

Rumah tersebut memiliki lima perapian, ruang bersolek, sunroom, ruang keluarga berukuran besar, sebuah perpustakaan, ruang makan formal, dan dapur gourmet. Selain berbagai fasilitas yang dimilikinya, rumah ini juga memiliki fitur lain tak kalah pentingnya bagi pasangan Clinton.

Rumah ini memiliki lanskap yang secara khusus didesain untuk melindungi penghuni rumah dari cuaca dan sangat memberikan privasi bagi keduanya. Meski masih berada di pasar harga, sebuah sumber mengatakan bahwa rumah tersebut mengalami kerusakan akibat Badai Sandy.

"Banyak orang-orang penting bekerja sama dengan Saunders & Associates untuk membeli, menjual, atau menyewa realestat di Hamptons. Sebagian beralasan karena kami memberikan pelayanan terbaik. Kami tidak mengomentari selera pelanggan dan klien kami," ujar Andrew Saunders, Presiden Saunders and Associates.