Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Gengsi, "Memungut" Barang Bekas Bisa Hemat Ratusan Juta!

Kompas.com - 02/01/2013, 12:01 WIB

KOMPAS.com - Bayangkan jika Anda mampu mengisi rumah Anda tanpa membayar sepeser pun. Hal tersebut bukan lagi angan-angan bagi seorang ibu dengan tiga anak asal Newhaven, East Sussex, ini.

Cat Fletcher, ibu tiga anak dari East Sussex yang kini berusia 49 tahun itu, memiliki sofa, mesin pencuci piring, perlengkapan memasak, baju, dan bahkan oven dengan cuma-cuma. Semua barang-barang ini bukan barang sembarangan. Masing-masing barang tersebut merupakan produk dari merk terkenal.

Ibu ini telah berhasil memenuhi rumah tiga kamar tidurnya dengan barang-barang gratis hasil pencarian di laman web mengenai lokasi orang-orang "membuang" barang tidak terpakai. Selain memungut "sampah mewah" dari orang-orang lain, Cat Fletcher juga secara berkala berbelanja di pasar-pasar penggalangan dana amal. Sampai saat ini, ia telah menghemat sekitar Rp 312,6 juta.

"Menurut saya tidak ada yang memalukan. Saya rasa lebih memalukan menjadi konsumen karena gengsi," kata Fletcher. 

Rupanya, ia tidak sendirian. Dirinya hanya satu dari 1,4 juta anggota komunitas online 'Freegle'. Anggota komunitas ini sama-sama mencari barang-barang gratis dari orang-orang yang sudah tidak membutuhkannya.

"Ada pengertian yang salah, bahwa saya akan menjadi tempat pembuangan sampah. Tapi, ada banyak orang yang menyingkirkan barang-barang di rumahnya hanya karena mereka ingin mengganti nuansa warna di rumah atau mereka ingin pindah. Daripada menghabiskan banyak uang untuk menyimpan, lebih baik memberikan ke orang lain," ujar Fletcher.

"Banyak orang yang terlalu gengsi melakukan apa yang saya lakukan, tapi saya katakan ada banyak tingkatan dari barang bekas. Contohnya, orang-orang mau membeli barang antik dari toko antik dan rumah lelang," imbuhnya.

Namun, Fletcher mengaku, dirinya tetap mementingkan kualitas ketimbang tren.

"Saya mampu memelihara rumah tanpa memotong anggaran untuk makanan dan untuk membesarkan tiga orang anak. Hidup dengan cara ini membuat saya mampu hidup nyaman namun sesuai kemampuan saya," ucapnya. 

Lantaran itu, Fletcher bilang, meskipun hampir semua barang miliknya didapatkan dari "tumpukan sampah", dirinya masih membeli sebuah iPhone. Bukan model atau trennya, menurutnya kualitas adalah hal yang utama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau