Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Dipindahkan, PKL Kota Tua Pasrah

Kompas.com - 29/11/2012, 10:03 WIB
Alfiyyatur Rohmah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana pemindahan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar depan Museum Fatahilah sudah mulai diketahui para pedagang. Mereka juga akan menerima jika harus dipindahkan oleh pemerintah ke tempat-tempat yang sudah disediakan.

"Saya sih sudah dengar mau ada pembersihan PKL di sini. Kami kan juga enggak bisa apa-apa kalau memang pemerintah nyuruh kami pindah lokasi," kata Dimas (25), penjual kaus kaki di depan Museum Fatahilah, Rabu (28/11/2012) malam.

Dia mengatakan sudah hampir dua tahun berjualan di depan Museum Fatahilah. Dirinya cukup keberatan jika harus dipindahkan dari tempat yang sekarang ia tempati untuk berjualan.

"Kami sih maunya di sini. Tempatnya enak, pengunjungnya juga banyak. Kalau di tempat baru kan belum tentu," ujarnya.

Dalam satu hari, kata Dimas, dia bisa mendapatkan uang Rp 100.000 sampai Rp 150.000. Untuk pungutan dana sosial seperti listrik dan uang kebersihan, PKL di kawasan Kota Tua cukup hanya membayar uang sebesar Rp 10.000 setiap harinya.

Ali, salah satu pengunjung kawasan Kota Tua, mengatakan, penataan PKL di tempat tersebut sangat semrawut. Tempat yang seharusnya memiliki nilai sejarah tinggi hanya digunakan untuk berdagang tanpa ada pengelolaan tempat yang tepat dan rapi.

"Kalau penataannya kayak gini sebenarnya sih enggak pantes. Ini kan kawasan sejarah, buat wisata-wisata sejarah, masa malah dipenuhi pedagang numplek di sini," kata Ali.

Dia yang sudah beberapa kali mengunjungi kawasan Kota Tua memang jarang membeli barang-barang yang diobral di sekitar kawasan Kota Tua. Terkadang, ia dan temannya hanya membeli makanan kecil untuk ngemil sambil menikmati suasana malam Kota Tua. Yana, salah satu pemilik kafe di Kota Tua, mengatakan, banyaknya PKL di kawasan tersebut merupakan kesalahan sejak awal.

Pengelola membiarkan pedagang menjajakan barang dagangannya di area museum dan membuat kawasan tersebut terlihat kumuh. Menurut dia, PKL akan sulit untuk dipindahkan kalau lokasi pemindahannya cukup jauh. Mereka tidak akan mau pindah karena pengunjung yang datang ke lokasi baru belum tentu sebanyak pengunjung di kawasan Kota Tua.

Seperti diberitakan sebelumnya, penataan PKL di kawasan Kota Tua akan segera dibenahi. Awal Desember 2012, area di depan Museum Fatahillah direncanakan akan bersih dari PKL dan dipindahkan ke tujuh pasar di sekitar Tamansari.

Penataan ulang kawasan itu merupakan keinginan langsung dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk mengubah Kota Tua menjadi kawasan wisata menengah ke atas. Nantinya, kawasan ini ingin dibuat seperti kota Venezia di Italia.

Berita terkait dapat diikuti di topik:

100 HARI JOKOWI-BASUKI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

    Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

    Berita
    [POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

    [POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

    Berita
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

    Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

    Berita
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

    Perumahan
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

    Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

    Perumahan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com