Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsitek, Pengusaha dan Pemerintah Harus Kompak

Kompas.com - 09/10/2012, 15:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap eksperimen para arsitek harus punya nilai kontekstual dengan ke-Indonesia-an. Di sisi lain, pengusaha, khususnya pengembang harus memberikan dukungan dalam hal aplikasi eksperimen tersebut, termasuk peran pemerintah dalam menerapkan kebijakannya.

"Di Jepang itu soal arsitektur bisa solid antara masyarakat sebagai pengguna, arsitek yang memiliki pengetahuan, dan pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Karena itulah, saya berharap ketiganya juga bisa kompak di Indonesia," ujar arsitek Ridwan Kamil saat menyampaikan materi "Innovating Contextual Design" pada seminar arsitektural bertema "Build a great and sustainable design with Jayaboard" yang diselenggarakan Boral Plasterboard Indonesia, di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Selasa (9/10/2012).

Ridwan bilang, tanpa sinergi yang solid dari ketiganya, orang-orang Indonesia hanya akan menghasilkan bangunan-bangunan, bukan arsitektur. Padahal, jika sinergi itu tercipta, nilai-nilai Indonesia dalam berbagai konteksnya bisa berjalan seirama dengan modernitas.

"Indonesia, terutama Jakarta, sedang mengalami berbagai krisis, mulai krisis identitas, krisis sosial, krisis lingkungan dan infrastruktur. Melalui perspektif arsitektur, eksperimen yang kontekstual Indonesia ini menjadi jalan keluar dari krisis-krisis tersebut," kata Ridwan.

Kontekstual untuk keluar dari krisis ruang terbuka hijau contohnya, lanjut Ridwan, adalah hal paling krusial di Jakarta saat ini. Menurutnya, RTH tidak harus berada di lantai dasar sebuah bangunan.

"Contohnya di Jepang, atap yang lebar dan besar bisa dijadikan taman. Di Hongkong juga, misalnya, peraturan pemerintahnya berjalan dengan baik untuk membuat bagaimana caranya dari gedung ke gedung itu ada jembatan. Memang, ini terjadi karena dipaksa lewat peraturan, tapi itu didahului dengan mind set untuk berubah," papar Ridwan.

Ridwan mengatakan, arsitektur merupakan produk kultur sehingga harus ada kesepakatan antara "segitiga" tadi. Perubahan tidak berjalan hanya karena arsiteknya saja yang berimajinasi, tapi juga dukungan pengusaha dan pemerintahnya seiring sejalan.

"Irama membangun ini kan tidak bisa dihentikan, sinergi itu harus segera tercipta. Satu contoh paling gampang, misalnya, Jakarta mau bikin green building, tapi sampai saat ini tidak jadi-jadi, kan," kata Ridwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau