BEKASI, KOMPAS.com - Bekasi bersama beberapa kota industri lainnya seperti Jakarta, Tangerang, Depok, dan Cikarang, Rabu (3/10/2012) kemarin, sibuk dengan ingar-bingarnya demo buruh menuntut penghapusan sistem kerja alih daya, upah rendah, dan jaminan kesehatan. Sekitar 50 km dari pusat Kota Bekasi, riuhnya demonstrasi tersebut seakan tak terdengar gaungnya.
Terlebih oleh penduduk Muara Gembong, Bekasi. Mereka menuntut hal yang jauh lebih sederhana, tapi sangat tidak bisa ditinggalkan di era serba modern seperti saat ini; penerangan. Perjalanan dari Jakarta menuju Muara Gembong, Bekasi, membutuhkan waktu sekitar lima jam. Selama perjalanan, minimnya penerangan dan buruknya kualitas jalan membuat perjalanan semakin sulit.
Pantauan Kompas.com, beberapa ruas jalan memang benar-benar gelap gulita. Satu-satunya penerangan berasal dari lampu-lampu mobil yang melintas. Siapa sangka kondisi ini bisa terjadi di Muara Gembong yang "hanya" berlokasi di Bekasi, dengan jarak tak lebih 70 km dari Ibukota, DKI Jakarta?
Muara Gembong betul-betul masih minim penerangan. Selama ini penduduk Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, mengalami kesulitan beraktifitas pada waktu malam.
Darman, Kepala Desa Pantai Mekar mengatakan, penduduk, khususnya ibu-ibu, yang tinggal di daerah tersebut seringkali sungkan melakukan kegiatan-kegiatan seperti mengaji dan shalat di masjid pada waktu malam. Keamanan pun menjadi salah satu isu penting yang dikhawatirkan dengan kurangnya penerangan jalan.
Beruntung, kebutuhan Desa Pantai Mekar disambut oleh Philips dan Hypermart. Royal Philips Electronics, yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui inovasi produknya, Rabu malam tadi meluncurkan program tahunan tangung jawab sosial (CSR) mereka. Program bertajuk "Philips Kampung Terang Hemat Energi (KTHE)" di Muara Gembong ini berusaha meningkatkan kesadaran masyarkat pedesaan akan pentingnya penerapan pencahayaan, terutama pencahayaan hemat energi.
"Sebagai bagian dari komitmen kami, program ini dilaksanakan sejak 2008 dan merupakan kontribusi kami untuk mengurangi pemakaian energi dan membantu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa," ujar Ryan Tirta Yudhistira, Head of Country Marketing-Lighting, PT Philips Indonesia.
Tahun ini, lanjut Ryan, lampu Philips Sitrang akan membantu setidaknya 10 desa untuk menghemat energi hingga 80 %. Upaya ini dilakukan untuk menjadikan desa tersebut lebih layak huni.
Ryan menjelaskan, program KTHE telah membantu menerangi lebih dari 250 desa di seluruh Indonesia. Selain program KTHE, Philips juga mengenalkan lampu Philips Sitrang, khususnya pada penduduk Desa Pantai Mekar.
"Lebih hemat ketimbang lampu fluorescent biasa. Lampu ini tahan hingga 6.000 jam. Selain itu, lampu ini juga dijual dengan harga terjangkau," ujarnya.
Meshvara Kanjaya Merchandising & Marketing Director Hypermart menambahkan, lampu tersebut mudah didapatkan karena telah didistribusi secara merata. Pihaknya telah membangun 74 gerai di seluruh Indonesia, dan menyatakan siap membantu lebih banyak masyarakat menikmati manfaat dari pencahayaan sekaligus menghemat tagihan listrik mereka.
"Untuk setiap pembelian produk pencahayaan Philips di toko-toko tertentu, sebagian dari hasil penjualan akan disumbangkan untuk program ini," ujar Meshvara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.