Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Rumah Perubahan, Hidup Rhenald Terasa Lebih Tenang

Kompas.com - 19/03/2012, 14:25 WIB

KOMPAS.com - Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) ini mengakui, beberapa tahun belakangan ini tidurnya lebih banyak tersenyum. Hidupnya kini menjadi lebih tenang karena tak banyak pikiran, serta merasa nyaman karena banyak teman berkunjung.

Rumah Perubahan, kiranya itulah rangkuman jawaban dari semua ketenangan yang dirasakan oleh Rhenald Kasali (51). Bapak dua putra penulis buku Change! ini menuturkan, Rumah Perubahan merupakan wujud permenungannya menjadi seorang dosen yang benar.

"Dosen yang benar itu beda dengan guru biasa. Seorang dosen harus melakukan tiga hal, yakni pendidikan, penelitian dan publikasi, serta pengabdian masyarakat," kata pria kelahiran Jakarta, 13 Agustus 1960, ini.

Mengacu pada poin ketiga, pengabdian masyarakat, lanjut Rhenald, ia lalu bertanya pada dirinya sendiri. Yaitu, tentang apa yang bisa dilakukan seorang dosen ilmu ekonomi untuk pengabdian masyarakat.

Menurutnya, kebanyakan dosen fakultas ekonomi hanya pintar mengajar dan menguji mahasiswanya. Dengan bekal semangat kewirausahaan yang selalu didengungkannya, lulusan University of Illinois ini mendirikan Rumah Perubahan.

"Awalnya hanya rumah baca di depan rumah untuk anak-anak kampung, lalu didirikan pula posyandu dan PAUD (Pendidikan Anak usia Dini)," katanya.

Selain masalah pendidikan, rupanya di daerah tempat ia tinggal kini masih banyak bermasalah dengan urusan sampah. Banyak warga membuang sampah ke tanah kosong, yang akhirnya menjadi penyebab buruknya kesehatan anak-anak. Lantas, ia bekerjasama dengan sebuah usaha kegiatan masyarakat untuk mendaur ulang sampah. Sayangnya, setelah kerjasama ini maju, warga malah diminta membayar uang kebersihan Rp 50.000.

"Warga enggak punya uang untuk bayar. Maka, dimulailah gerakan perubahan itu," kisah Rhenald.

Rhenald mereklamasi tanah bekas rawa seluas 4 hektare. Tanah itu lalu ia fungsikan sebagai tempat pengolahan sampah. Pendidikan tentang mengelola sampah pun dia ajarkan kepada warga, diikuti dengan kegiatan berkebun dan beternak.

Rhenald bahkan mengajarkan cara memelihara hewan ternak sapi, yang dapat dimanfaatkan biogasnya. Beberapa warga juga diberi tanaman sayur seperti wortel, sawi, oyong, terong, bayam dan lainnya untuk ditanam dan diolah. Hasilnya, warga menjadi pemasok sayuran bagi tukang-tukang sayur.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com