Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keramik Mewah dan Murah di Pasar Sitimang

Kompas.com - 07/12/2011, 15:36 WIB

KOMPAS.com - Dulu, sentra penjualan keramik di Pasar Sitimang lebih dikenal sebagai pusat penjualan guci antik dari China. Namun, meski guci tak lagi laris, nama Pasar Sitimang terus berkibar.

Tak heran, kini Pemerintah Kota Jambi menyulap Pasar Sitimang menjadi salah satu tujuan wisata belanja. Terkenal sejak lama sebagai tempat berburu keramik mewah berharga miring, Pasar Sitimang kerap disambangi pembeli dari berbagai kalangan. Bahkan, banyak pembeli yang berasal dari luar kota Jambi.

Dulu, kata Zadiga, pengelola toko keramik Isalin, banyak pengunjung memburu keramik berupa guci biru bergambar gajah.

"Pajangan itu menjadi primadona selama bertahun-tahun, padahal harganya juga lumayan mahal," kata Zadiga.

Namun, meski guci sudah tak laris lagi, pedagang mampu mempertahankan ketenaran Pasar Sitimang. Para pedagang mampu menjaga nama Pasar Sitimang lantaran kreatif dalam memilih barang dagangan.

Lihat saja, pedagang keramik di sini hanya memajang keramik-keramik eksklusif. Bahkan, kerap terlihat, koleksi antara satu toko dengan toko lainnya berbeda. Apalagi, banyak pembeli sengaja mencari desain dan motif yang jarang dijual.

Supaya tokonya tetap ramai pengunjung, Zadiga pun selalu mengikuti perkembangan desain keramik. Ia rajin datang ke toko-toko keramik di Jakarta untuk melihat perkembangan mode keramik.

"Sambil mengirim pesanan di Jakarta, tiap bulan saya mencari tren keramik yang banyak diminati," ujarnya.

Memajang koleksi keramik yang sedang menjadi tren memang wajib dilakukan oleh para pedagang keramik di Pasar Sitimang ini.

"Pelanggan kami yang kebanyakan pengecer keramik di daerah lain. Mereka selalu ingin motif terbaru yang eksklusif," ujar Dodi, pengelola toko Zakaria.

Menurut Dodi, desain keramik yang saat ini banyak diminati adalah peralatan makan prasmanan dengan motif berwarna emas berpadu dengan warna putih.

"Motif ini banyak dicari karena penampilannya terkesan mahal dan mewah," ujarnya.

Meski begitu, di gerainya, Dodi tetap menyediakan koleksi keramik dengan motif-motif klasik dengan sedikit ukiran.

"Permintaan keramik klasik ini masih banyak, terutama dari pelanggan lama," ujarnya.

Ikon Jambi

Puluhan tahun menjadi pusat penjualan keramik, Pasar Sitimang sudah menjelma menjadi salah satu ikon Kota Jambi. Didy Wurjanto, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi pun mengatakan, sejak tahun lalu, Pasar Sitimang resmi menjadi tujuan wisata belanja Kota Jambi.

Ia pun berharap, langkah ini akan lebih menguatkan nama Pasar Sitimang sebagai surga belanja keramik, baik bagi para wisatawan ataupun kolektor keramik dari berbagai kota di Indonesia. Bahkan, lanjut Didy, Pasar Sitimang kerap menjadi tujuan belanja para pejabat pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

"Pasar Sitimang juga telah dikenalkan melalui program city tour. Jadi, wisatawan lokal maupun mancanegara yang mengunjungi Jambi pasti mampir ke sini," kata Didy.

Pemda Jambi berani mempromosikan Pasar Sitimang karena keramik yang dijual di sini memiliki keunikan dan desain yang eksklusif. Pedagang keramik di sentra ini memang memiliki kelebihan membaca selera konsumen. Selain itu, keramik di pasar ini diimpor langsung dari China.

"Ini produk asli dengan kualitas terbaik dari China," ujar Didy.

(Dea Chadiza Syafina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau