Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbukti... Bambu Bukan Lagi Material Kaum Udik!

Kompas.com - 25/11/2011, 11:51 WIB

KOMPAS.com - Material bambu memiliki kekuatan, kedalaman filosofi, keindahan, dan fleksibel saat digunakan. Perawatan yang tepat membuatnya tahan hingga 100 tahun.

"Sayang atuh, Kang, padahal hampir 90 spesies dari 140 spesies bambu di Indonesia ada di bumi Priangan," kata Diar Risdiana (32), desainer interior dari Manikmaya, konsultan interior.

Diar menghabiskan waktu selama 6 tahun untuk mengolah bambu dan kayu Salak.

"Untuk beberapa elemen struktur bangunan, saya memilh bambu tertentu, seperti jenis bitung, gombong, dan tamiang. Keduanya mempunyai diameter yang besar, antara 18 sampai 22 cm," katanya.

Dari pulau Bali, material bambu diolah PT Bamboopure/Ibuku dengan menghasilkan bangunan Greenvillage di Ubud.

"Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau 11% nya adalah spesies asli Indonesia. Selain itu, bambu mudah didapat dan termasuk material yang bisa diperbaharui," kata Effan Adhiwira, yang pernah bekerjasama dengan Bamboopure.

Dengan perawatan yang tepat, rumah bambu bisa bertahan sampai 100 tahun. Namun, tentu saja, ada yang harus diperhatikan dalam merawat bangunan bambu.

"Atap dari bambu harus dirawat untuk melindungi kolom dari kontak dengan aliran air hujan dan sinar matahari," kata Elora Hardy, Creative Director, PT Bamboopure/Ibuku.

"Kendala di lapangannya adalah kita tidak akan mendapat ukuran bambu yang sama," ujarnya.

Bambu yang dipasang juga harus langsung dimonitor pada bagian sambungan. Dari Tasikmalaya, Sukabumi, Majalengka, hingga pulau Bali, bambu tak terusik kedudukannya sebagai tanaman habitat asli Indonesia.

Bangunan Greenvillage, misalnya, adalah karya yang mendefinisikan ulang tentang pemanfaatan bambu sebagai material pendamping. Ungkapan 'bambu adalah material untuk kaum udik atau orang desa' sudah tidak relevan lagi. Bambu digunakan karena filosofi kekuatan, keindahan, dan fleksibilitasnya.

(Agah Nugraha Muharam)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com