JAKARTA, KOMPAS.com - Arsitek asal Jepang, Jun Mitsui, memuji arsitek Indonesia karena memiliki konsep serta cara pendekatan mirip arsitek di Jepang. Karya para arsitek Indonesia dinilai kaya akan unsur lokalitas lewat pemakaian material lokal dan mengedepankan arsitektur ramah terhadap manusia, seperti terlihat pada karya 46 arsitek Indonesia di ajang Indonesian Architects Week @ Tokyo 2011” (IAWT 2011), 24 September-2 Oktober lalu.
Pada pameran yang diselenggarakan bertepatan dengan Kongres Asosiasi Arsitek Dunia ini, seniman Jepang, Nakamura Masato, mengatakan pameran ini telah merubah persepsi tentang arsitektur Indonesia di mata orang Jepang. Menurutnya, arsitek Indonesia sama majunya dengan arsitek di Jepang.
Pada kesempatan sama, Kumiko Honma, peneliti arsitektur dan antropologi juga menyimpulkan, bahwa arsitek seharusnya menjadi aktor yang menyelesaikan berbagai permasalahan lingkungan di sekitarnya.
"Menjawab permasalahan kota dan lingkungan merupakan tanggung jawab arsitek dengan solusi desain yang mereka tawarkan. Keberagaman karya 46 arsitek Indonesia di IAWT 2011 ini menunjukkan berbagai cara arsitek menyelesaikan problema tersebut dengan desain, melalui pendekatan budaya, material, serta teknologi," katanya.
Penggagas IAWT 2011, Deddy Wahjudi, arsitek dari Principal LABO mengatakan, ajang diharapkan bermanfaat bagi arsitek dan dunia arsitektur Indonesia, khususnya sebagai referensi perkembangan arsitektur di dunia.
"Keberagaman pemikiran, konsep dan pendekatan yang menjadi ciri khas dari para arsitek Indonesia dapat dilihat oleh masyarakat internasional. Bagi kami sendiri, acara ini merupakan alat agar kita tak berhenti untuk tetap belajar dan berinovasi," ujarnya.
Deddy berharap, dengan menunjukkan keberagaman karakter arsitek Indonesia di IAWT 2011 hendaknya dapat mendorong iklim yang baik untuk dapat saling membangun dan mengapresiasi keberagaman pemikiran, konsep, dan pendekatan mendesain di kalangan arsitek-arsitek Indonesia sendiri.
"Kami berharap, pada acara selanjutnya lebih banyak karya arsitek dari seluruh penjuru tanah air dan arsitek Indonesia di luar negeri pun dapat berpartisipasi," jelasnya.
Adapun IAWT 2011 dikuratori oleh Andra Martin, arsitek dari Principal Andramartin dan Deddy Wahjudi dari Principal LABO. Terpilih 46 karya arsitek dari 160 karya lebih yang masuk. Karya-karya tersebut merupakan representasi arsitektur Indonesia dari berbagai skala proyek, baik rumah tinggal, bangunan edukasi, perkantoran, fasilitas olahraga, pabrik, infrasturkutur sampai bangunan tinggi. Beberapa karya menunjukkan solusi permasalahan aktual masyarakat, beberapa merupakan desain konsep.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.