JAKARTA, KOMPAS.com - Seharusnya para pelaku industri telah siap dengan produk-produknya yang ramah lingkungan. Kesiapan para pelaku industri ini berperan besar untuk masyarakat mempraktikkan gaya hidup hijau pada 2015 nanti.
Demikian dikatakan Naning Adiwoso, Chairperson Green Building Council Indonesia (GBCI), di acara pencanangan "Greenright 2012" di Jakarta, Kamis (13/10/2011). Harusnya, lanjut dia, pada 2015 pihak industri sudah siap.
"Sebetulnya sudah banyak para pelaku industri dengan produk ramah lingkungannya, tapi tidak diajarkan dan tidak disosialisasikan kepada masyarakat," kata Naning.
Akibatnya yang terjadi, kata Naning, ketika pelaku industri mengeluarkan produk ramah lingkungan, justru dijual ke luar negeri untuk mendapat keuntungan.
"Masak Indonesia tidak memiliki pasar industri produk ramah lingkungan, padahal beberapa perusahan telah memproduksi itu. Pengusaha jangan hanya memikirkan keuntungan, dan para profesional kita sebaiknya mengajarkan kepada kliennya tentang produk ramah lingkungan," katanya.
Peran Arsitek dan desainer interior
Dalam mensosialisasikan produk-produk ramah lingkungan, Naning mengatakan, pentingnya peranan para profesional, seperti arsitek dan desainer interior. Mereka adalah agen perubahan, yang harus mampu memberi pemahaman kepada kliennya tentang produk-produk ramah lingkungan itu.
Karena itu, lanjut Naning, baik arsitek dan desainer interior harus memahami produk mana saja yang ramah lingkungan, untuk direkomendasikan kepada para pengguna jasa mereka.
"Kalau orang lantas mengeluh menggunakan produk ramah lingkungan masih mahal, saya rasa ia harus melihat dari sisi jangka panjangnya. Karena nantinya akan lebih hemat energi," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.