Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tahun Lagi, Apartemen Menengah Makin "Ngetren"

Kompas.com - 03/10/2011, 14:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan apartemen menengah ke atas dengan harga di atas Rp 1 miliar dikhawatirkan menuju titik jenuh. Dua tahun ke depan, apartemen kelas menengah lebih dilirik para pengembang untuk dikembangkan.

"Prospek hunian menengah ke atas sedang naik. Sekarang, tahun 2011 ini, perumahan naiknya memang gila-gilaan, akan mencapai puncak di 2012-2013. Saat ini, di beberapa tempat harganya sudah naik terlalu tingi, sehingga over value dengan pertumbuhan yang stagnan," kata Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch kepada KOMPAS.com, Jumat (30/9/2011).

Menurut Ali, apartemen menengah atas atau apartemen mewah mulai membuat jenuh. Hal itu ditandai dengan enggannya investor membeli apartemen untuk investasi.

"Orang membeli apartemen biasanya untuk tempat tinggal dan investasi. Kalau investasi melihat harga seperti sekarang, para investor itu sudah tidak mau, karena terlalu tinggi," jelasnya.

Melihat gejala menurunnya minat investor membeli apartemen mewah, lanjut Ali, pengembang akan bermain di apartemen kelas menengah di kisaran harga Rp 200 juta sampai Rp 1 miliar.

"Apartemen kelas menengah ini masih banyak peminatnya dibandingkan kelas atas. Saya memperkirakan para pengembang akan masuk ke pasar yang lebih murah sekitar dua tahun lagi," ujarnya.

Apartemen kelas menengah ini, lanjut Ali, nantinya tidak akan banyak dijadikan sebagai lahan investasi, melainkan sebagai tempat tinggal.

"Mau tidak mau, orang membutuhkan apartemen, karena bekerja di Jakarta dengan tingkat kepadatan serta kemacetan tinggi. Kalau dibangun apartemen mewah semua, lalu para pekerja yang kebanyakan komuter ini akan tinggal di mana," katanya.

Ali menambahkan, lokasi yang akan menjadi sasaran pengembang untuk apartemen kelas menengah antara lain seperti Senen, Mampang Prapatan, Matraman, Cengkareng, Kelapa Gading, atau Pluit.

"Apartemen menengah akan tumbuh di daerah yang banyak mahasiswa atau karyawannya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau