Pada periode itu, Schoemaker juga merancang renovasi Gedung Concordia, yang sekarang menjadi Gedung Merdeka di Jalan Asia-Afrika 65, Bandung. Desain dan pilar pintu masuk mencirikan gaya Schoemaker. Pada masa itu, ia juga menjadi salah satu poros utama dalam perdebatan seni arsitektur Hindia Belanda.
Lelaki Belanda kelahiran Banyubiru, Salatiga, Jawa Tengah, pada 1882 itu diangkat menjadi guru besar arsitektur di Technische Hoogeschool Bandung (Institut Teknologi Bandung) pada 1924, yang menjadi awal periode ketiga karyanya (1924-1940).
Ia merancang Observatorium Bosscha pada 1925. Tahun 1927, ia merancang bangunan depan Grand Hotel Preanger di Jalan Asia Afrika 81, Bandung. Bangunan bergaya art deco geometric itu kuat dipengaruhi rancangan arsitek Frank Lloyd Wright.
Pada 1932 ia merancang mahakaryanya, Villa Isola. Setahun kemudian, ia merancang Masjid Raya Cipaganti di Jalan Cipaganti 85, Bandung, yang mengaplikasikan prinsip tradisional arsitektur Jawa. Hal itu, antara lain, atap tajuk tumpang dua limasan, empat kolom tiang utama, dan detail ornamen masjid.
Pada 1933 pula ia merancang Gemeenshappelijk Electriciteitbedrijf Bandoeng Omstreken yang sekarang menjadi Gedung PLN di Jalan Asia-Afrika 63, Bandung. Periode ketiga itu ditandai pengaruh gaya rancangan Wright dan berkurangnya imbuhan ornamen dalam rancangan Schoemaker. Karya-karya terakhir lelaki yang meninggal di Bandung pada 1949 itu akhirnya tak lagi berornamen. Ia meninggal pada usia 67 tahun, dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kristen Pandu, Bandung.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.