Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sang Maestro Arsitektur Tropis Modern

Kompas.com - 24/07/2011, 03:12 WIB

Ia menemui keturunan orang-orang yang pernah terlibat dengan proses kreatif Schoemaker, mencari segala dokumen.

Dalam dua tahun pelacakan dokumen dan berbagai terbitan, Van Dullemen menemukan 18 bangunan rancangan arsitek kelahiran Jawa itu. Pencarian berikutnya menemukan cetak biru asli Grand Preanger Hotel, yang ternyata dijadikan pembungkus sketsa dan gambar karya Van Oyen, rekan kerja Schoemaker.

”Schoemaker adalah lelaki yang unik. Ia seorang Muslim, menjalani ibadah haji. Dia juga seorang seniman, bersahabat pula dengan Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia,” canda Van Dullemen.

Setelah 25 tahun, van Dullemen menemukan lebih dari 50 bangunan rancangan Schoemaker dan beberapa rancangan karya lelaki yang pernah menjadi tentara Kerajaan Belanda itu. Dan Villa Isola memang masterpiece Schoemaker.

Villa Isola yang simetris kiri-kanannya itu tetap merupakan bagian penting dari proses kreatif Schoemaker. Dibandingkan dengan Villa Helly di Semarang (rancangan Schoemaker dan Van Oyen) yang penambahan ruangnya melebar ke samping, penambahan ruang Villa Isola justru dilakukan secara vertikal empat lantai, dengan tangga melingkar di kiri kanan pintu masuk.

Villa Isola bahkan memiliki atap mendatar yang menabrak kelaziman atap mengerucut yang menjadi solusi panasnya hawa daerah tropis. Sebuah perubahan radikal di zamannya.

Van Dullemen menyimpulkan karya Schoemaker yang tersebar di Bandung, Jakarta, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, Medan, dan Makassar dapat dibagi dalam tiga periode.

Pada periode pertama (1918-1921), Schoemaker bersama adiknya, Richard Schoemaker, merancang bangunan yang mengedepankan fungsi sebagai bangunan militer dan memakai ornamen patung figuratif, seperti terlihat di Gedung Jaarbeurs Exhibition Center yang sekarang menjadi Komando Logistik Kodam di Jalan Aceh 50, Bandung.

Pada periode kedua (1921-1924), patung figuratif itu tidak lagi ditemukan. Dari 24 rancangan yang dibuat pada periode itu, tujuh di antaranya memakai ornamen khas Indonesia, ornamen geometris, dan dekorasi bermotif bunga.

Salah satu contoh paling menonjol adalah Majestic Cinema yang dibangun pada 1922 yang kini terletak di Jalan Braga Nomor 1, Bandung.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com