Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ardi Joanda: Interior, "New Selling Point" Bagi Properti

Kompas.com - 29/04/2011, 06:38 WIB

KOMPAS.com - Bagaimana tren furnitur high-end saat ini? "Tren furnitur rumah-rumah kelas atas akan kembali ke tren tradisional klasik yang lebih ringan, yang sering kali disebut sebagai american classic. Tren warna furnitur tetap pada warna hitam, putih, dan warna kayu. Sedangkan tren warna material, kombinasi warna metal stainless dan warna silver," kata Ardi Joanda, President Medici Living, perusahaan furnitur high-end dalam percakapan dengan Kompas.com belum lama ini.

Menurut Ardi, informasi mengenai produk interior yang tersebar di dunia maya dan di berbagai media massa cetak, membuat pengetahuan pemilik rumah semakin maju. Selain itu, makin banyak orang Indonesia yang berkunjung ke rumah-rumah indah di luar negeri dan dalam negeri sehingga pengetahuan tentang rumah pun makin luas. "Saat ini dan di masa mendatang, peran desain interior dan arsitek akan semakin penting dalam menangani rumah-rumah kelas menengah atas. Untuk itulah furnitur juga penting mengikuti tren. Kami bukan lagi sekadar toko furnitur, tapi kami ingin bersama-sama arsitek dan desainer interior, ingin mewujudkan rumah idaman mereka. Ini sesuai slogan kami Live Your Life Best," ungkap Ardi Joanda, yang sebelumnya pernah bekerja di Da Vinci.

Setelah 13 tahun bergabung dengan Da Vinci, dan terakhir pada posisi sabagai CEO Da Vinci, Ardi memutuskan keluar dengan alasan pribadi. "Saya ingin pindah kuadran, menjadi pengusaha," katanya. Bulan Januari 2006, Ardi merintis usaha es Charmy Ice bersama Lawrence Pan, saudara angkatnya dari Taiwan.

Akhir tahun 2007, Ardi menerima telepon dari pemasok furnitur dari Amerika Serikat. "Mereka mempercayakan saya untuk memasarkan produk-produk mereka. Tahun 2008, Medici Living, perusahaan baru furnitur high-end didirikan. Nama Medici menentukan filosofi perusahaan karena keluarga Medici adalah patron dari berbagai bidang aspek kemanusiaan, politik, seni, agama, arsitek," ungkap pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, 15 Januari 1970 ini.

Tahun 2008, Medici Living membuka ruang pamer di Belezza, Permata Hijau, Jakarta Selatan, dan diresmikan oleh perwakilan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia. Medici memang mengkhususkan diri memasarkan produk-produk Amerika. Klien Medici pada umumnya keluarga kalangan atas, yang mengetahui produk ini dari mulut ke mulut.

Mengalami banyak pengalaman dalam hidupnya, Ardi selalu menyampaikan pendapatnya bahwa pengalaman pahit adalah "guru" yang paling manis. "Karena justru pada saat iitulah, kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mengeluarkan segala kemampuan yang ada. Tapi akan lebih baik jika dalam kondisi baik pun, kita bisa mengeluarkan kemampuan terbaik," kata Ardi.

Menurut Ardi, banyak orang tidak menyadari kemampuan karena terlalu berhitung-hitung. "Banyak orang berpendapat, ngapain saya harus kerja begini, begitu. Padahal setiap hal yang dilakukan, harus dianggap sebagai ujian, sampai sejauh mana kemampuan kita. Begitu diuji, baru tahu kemampuan kita luar biasa sehingga muncul kepercayaan diri," ujarnya.

"Dalam hidup ini sebenarnya kita diberi kesempatan waktu oleh Tuhan untuk memanfaatkan talenta-talenta yang masih terpendam. Karena itu mari kita nikmati hidup, berbagi dan memanfaatkan talenta-talenta yang diberikan Tuhan," ungkap Ardi Joanda.

Berikut ini wawancara khusus dengan Ardi Joanda, Presiden dan CEO Medici Living Indonesia bersama Robert Adhi Kusumaputra.

Mengapa produk interior sangat penting bagi industri properti?
Menurut saya, konsumen membeli properti karena produk interiornya, bukan hanya pertimbangan lokasi dan nama besar pengembang. Interior bisa menjadi new strong selling point bagi sebuah properti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com