Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Hanggar 4 Bandara Soekarno-Hatta Tertunda

Kompas.com - 18/10/2010, 20:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Kabar buruk buat PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia (GMF). Pasalnya, rencana untuk membangun hanggar 4 pada kuartal IV tahun ini terancam mundur sampai tahun depan.

Kepastian tersebut datang dari Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Tri S Sunoko, yang perusahaannya menguasai seluruh wilayah di Bandara Soekarno-Hatta. Seperti diketahui GMF juga berencana menggandeng AP II untuk membangun hangar senilai US$ 50 juta sampai US$ 60 juta tersebut.

"Kami pertimbangkan lagi pembangunan hanggar tersebut. Karena seperti diketahui kami sedang merancang grand design pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Jadi tidak mungkin membangun hangar itu di akhir tahun, karena preliminary design-nya baru selesai Desember. Lalu detail design baru selesai April 2011," kata Tri, Senin (18/10).

Mantan Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan (Kemhub) tersebut menjelaskan, AP II harus bersabar mengikuti selesainya grand design. Mengingat AP II sudah diamanatkan Pemerintah untuk optimal dalam mengembangkan kapasitas Soekarno-Hatta, yang setiap tahun sudah dilalui penumpang pesawat melebihi kapasitasnya.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta didesain dengan kapasitas 22 juta penumpang per tahun, terdiri dari kapasitas Terminal 1 dan 2 sebanyak 18 juta penumpang dan Terminal 3 sebanyak 4 juta penumpang. Tahun lalu jumlah penumpang Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencapai 37 juta penumpang. Sementara sampai Semester I 2010 jumlah penumpang yang terbang dari dan menuju bandara tersebut 20,76 juta penumpang.

"Hasil rapat di kantor Wakil Presiden, pemerintah meminta kami mempercepat penyelesaian pengembanganBandara Soekarno-Hatta menjadi tahun 2013. Tadinya di paparan saya pada 2015. Tetapi akan kami kejar, asalkan sesuai kesepakatan sisi air side seperti pembangunan runway dibiayai pemerintah. Sementara ground side yaitu pembangunan terminal dan fasilitas lainnya akan kami lakukan dengan investor lainnya," kata Tri.

Sayangnya, Tri masih enggan mereka-reka berapa kebutuhan dana untuk pengembangan bandara tersibuk di Indonesia tersebut.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Emirsyah Satar mengaku akan mendesak GMF selaku anak usahanya untuk mempercepat pembangunan hanggar 4. Percepatan kerjasama pembangunan hangar menurut Emir sangat penting. Mengingat nilai pekerjaan perawatan pesawat di Indonesia setiap tahunnya mencapai US$ 750 juta. Namun, yang dikerjakan di Indonesia tidak sampai US$ 200 juta, selebihnya lari ke bengkel perawatan pesawat di negara tetangga seperti Singapura, Thailand dan Hongkong.

Saat ini GMF memiliki 3 hanggar dengan total kapasitas 25 pesawat. Hanggar 1 diperuntukkan bagi pesawat berbadan lebar (wide body) dengan kapasitas 4 pesawat. Hanggar 2 khusus digunakan untuk melakukan Line Maintenance berkapasitas 8 pesawat. Terakhir, hanggar 3 memiliki kapasitas untuk bisa merawat 13 pesawat sekaligus.

Sementara hanggar 4 di desain khusus untuk perawatan 16 pesawat berbadan sedang (narrow body) Airbus A320 dan Boeing 737 dengan nilai investasi US$ 50 juta sampai US$ 60 juta. Rencana pembangunan hanggar 4 itu menindaklanjuti dikantonginya sertifikat kemampuan merawat pesawat A320 dari European Aviation Safety Agency (EASA). (Gentur Putro Jati/KONTAN)

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Berita
Gading Sarpong Makin Ramai, Paramount Rilis Produk Komersial Baru

Gading Sarpong Makin Ramai, Paramount Rilis Produk Komersial Baru

Ritel
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com