Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jessy Quantero: Aryaduta Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Kompas.com - 04/08/2010, 13:53 WIB

KOMPAS.com - Grup Lippo melebarkan sayap ke industri hospitality. Di bawah brand Aryaduta, Lippo membangun jaringan hotel bintang lima dengan brand asli Indonesia.

“Aryaduta merupakan brand Indonesia dengan jaringan terluas hotel bintang lima di Indonesia dan memiliki sekitar 3.000 kamar,” kata CEO Grup Hotel Aryaduta, Jessy Quantero dalam percakapan dengan Kompas.com

Lahir di Padang, Sumbar, Jessy mengenyam pendidikan di SMA Don Bosco. Lulus SMA, tahun 1972 Jessy melanjutkan pendidikan ke Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi  Universitas Trisakti. “Saya baru menyelesaikan kuliah tahun 1988 karena nyambi sambil kerja,” kata Jessy yang pernah bekerja sebagai auditor di Grup Vespa.

Bergabung di Grup Lippo sejak Juni tahun 1990, Jessy bertugas di Lippo Bank, cabang yang kecil di Ratu Plaza. Sepuluh bulan kemudian, Jessy pindah ke Kuningan Lippo Life eks Kantor Pusat Operasional, sebagai Pemimpin Lippo Cabang Kuningan.

Tahun 1994, Jessy menjabat Pemimpin Regional Office Lippo Gatot Subroto sampai akhir 1998. Setelah terjadi krisis moneter, Jessy pindah ke Siloam Healthcare Corporate sampai tahun 2006.

Tahun 2006, ketika Lippo mulai membangun superblok Kemang Village di Jakarta Selatan, Jessy menjabat Marketing Director Kemang Village.

Agustus 2009, Jessy dipindahkan ke perhotelan, setelah Lippo ingin melebarkan sayap ke dunia hospitality dan leisure. Jessy membawahi sekitar 2.000 karyawan Hotel Aryaduta yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia. Yaitu Aryaduta Jakarta Tugu Tani dan Semanggi, Lippo Village, Medan, Pekan Baru, Palembang, Makassar. Semua sudah disesuaikan dengan standar Lippo.

Selain itu, Jessy juga membawahi tempat-tempat leisure yaitu Imperial Klub Golf di Lippo Village, salah satu lapangan golf terbaik di Indonesia, lalu Aryaduta Country Club, Puncak Resort, Waterboom Cikarang, Grand Bowling di WTC Serpong, Grand Chapel di UPH, Permata Sport Center dan Benton Junction di Lippo Village.

Berikut ini wawancara khusus Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan CEO Grup Hotel Aryaduta Jessy Quantero di Resto JP Bistro, Hotel Aryaduta Tugu Tani, Jakarta Pusat, Selasa (3/8/10) siang.

Anda memulai sebagai bankir, setelah itu berkarya di rumah sakit, properti, dan kini bidang hospitality. Bagaimana Anda dapat dengan cepat beradaptasi dan kemudian sukses dalam tugas-tugas Anda? Saya bekerja di Grup Lippo sudah 20 tahun. Saya memulai karier sebagai bankir, lalu bekerja di rumah sakit, properti, dan kini saya berada di bidang hospitality. Sinergi Grup Lippo sangat kuat. Keberhasilan grup ini membuat banyak perusahaan dengan beragam bisnis dan pekerjaan dengan latar belakang berbeda sungguh menakjubkan.

Saya percaya Grup Lippo dikendalikan oleh visi yang sangat kuat dan itulah sebabnya mengapa orang betah bekerja di Grup Lippo. Ini memberi inspirasi bagi kami untuk selalu belajar dan belajar, dan juga memotivasi kami untuk tahu banyak hal yang berbeda.

Bergabung dalam dunia properti dan kini hospitality merupakan dunia yang berbeda bagi saya. Awalnya pengetahuan saya sangat sedikit sehingga saya belajar dan belajar lagi. Saya menikmati situasi ini. Jika Anda tidak menikmati pekerjaan ini, Anda tidak bisa belajar dengan baik. Anda harus memiliki passion dalam bidang ini.

Dan Grup Lippo memahami bahwa Anda membutuhkan tantangan untuk memotivasi diri Anda, untuk meningkatkan diri Anda. Grup-grup usaha lain tidak dapat melakukan apa yang Lippo lakukan. Saya sangat beruntung memiliki kesempatan ini.

Langkah apa yang dilakukan untuk menjadikan Aryaduta, hotel bintang lima berstandar internasional? Konsep kami, Hotel Aryaduta harus memiliki standar internasional meskipun menyandang brand lokal. Jadi service di hotel ini harus berstandar internasional.

Hotel Aryaduta didukung tim yang sudah berpengalaman. Salah satunya COO Jurgen Fischer, berkebangsaan Jerman dan memiliki latar belakang operasional hotel. Tim ini menjadikan Hotel Aryaduta, hotel bintang lima dengan standar internasional.

Misalnya soal kebersihan, juga keramahtamahan. Bagaimana hotel ini dibangun dengan standar bersih dengan kelas bintang lima.

Kami melakukan konsolidasi semua unit di hotel ini untuk mendapat hasil yang baik. Dan bukan hanya service yang baik tapi secara finansial juga harus baik. Ini sasaran utama. Jika ini bisa dilakukan, Aryaduta akan menjadi jaringan hotel bintang lima terbesar di Indonesia, dengan jumlah kamar 3.000 unit.

Setelah satu tahun di Aryaduta, saya mengkonsolidasi, meng-improve karyawan, yang selama ini jalan sendiri-sendiri. Bagaimana membuat satu branding dan tahu tujuan kita kemana.

Masing-masing hotel punya kelebihan dengan lokasi dan fasilitas berbeda. Tapi tentu dalam mindset semua karyawan, mereka harus membuat satu kesatuan dan memahami bahwa Aryaduta adalah brand, dan harus punya standar internasional. Ini disosialisasikan ke semua karyawan di unit sehingga mencapai satu standar. Saat ini proses ini masih berjalan.

Saat ini (tahun 2010), ada berapa banyak Hotel Aryaduta di Indonesia? Semuanya ada tujuh hotel, dua di antaranya di Jakarta, satu di Tangerang. Di Sumatera, Aryaduta ada di Medan, Pekan Baru, dan Palembang, sedangkan di Sulawesi, Aryaduta ada di Makassar.

Aryaduta Tugu Tani adalah hotel lama milik BM Diah. Dulu bernama Hotel Ambassador, dan kemudian namanya berganti menjadi Aryaduta dan dikelola oleh Hyatt, sebelum diambil alih Lippo awal tahun 1997. Setelah itu, Lippo tetap menggunakan Aryaduta sebagai brand hotel.

Sebelumnya, Lippo juga sudah punya hotel di Lippo Village, yang dibangun tahun 1992. Namanya Imperial Century Hotel, dan sekarang menjadi Aryaduta Lippo Village.

Lippo sebelumnya juga memiliki hotel di kawasan Sudirman, yang dikelola oleh Aston dan dinamakan Aston Sudirman, yang dioperasikan tahun 1998. Setelah diambil alih Lippo tahun 2008, hotel itu dinamakan Aryaduta Semanggi

Aryaduta Pekan Baru sebelumnya hotel milik orang lain yang dibuka 2001 dan kemudian diambil alih Lippo pada tahun 2008. Sedangkan Aryaduta Medan dibangun Lippo dan dibuka Desember tahun 2007.

Aryaduta Makassar dibangun sebelum krisis moneter 1997, bersama dengan GTC. Lokasinya dekat pantai. Sedangkan hotel di Palembang dibuka 2005 dan diakuisisi Lippo tahun 2008.

Semua hotel dengan brand Aryaduta sudah disesuaikan dengan standar Lippo.

Mengapa Lippo begitu yakin Aryaduta mampu bersaing di antara hotel-hotel bintang lima lainnya? Yang pasti adalah karena Aryaduta adalah brand Indonesia dengan jaringan hotel bintang lima paling luas. Dan Lippo ingin Aryaduta menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Kami ingin menjadikan Hotel Aryaduta menjadi tujuan bagi orang Indonesia yang akan melakukan perjalanan baik untuk bisnis maupun liburan karena Aryaduta adalah brand Indonesia.

Saat ini perbandingan orang asing dan orang Indonesia yang menginap di jaringan Hotel Aryaduta rata-rata 40:60. Yang menginap di Aryaduta Semanggi sebagian besar orang asing dengan perbandingan 80 tamu asing dan 20 orang Indonesia. Banyak orang asing yang long stay di sana. Sedangkan yang menginap di Aryaduta Tugu Tani, komposisinya 30 tamu asing dan 70 tamu lokal.

Revenue yang diperoleh Grup Hotel Aryaduta selama setahun ini meningkat pesat. Sejak Juni 2009 hingga Juni 2010, kenaikan revenue 19,4 persen.

Dan kami merasa yakin bahwa kami punya peluang. Kami me-recall orang-orang yang pernah makan di Hotel Aryaduta Tugu Tani Jakarta, melalui promo-promo.

Hotel di Tugu Tani ini punya nilai sejarah yang tinggi. Historical, memorable. Pada tahun 1970-1980-an, hotel Aryaduta di Tugu Tani menjadi salah satu pilihan, selain Hotel Indonesia.  

Kami mencoba membawa kembali kenangan makan di restoran-restoran Shima, Tavern, JP Bistro, Ambiente di Aryaduta Tugu Tani ini. Ada rencana membangun hotel baru Aryaduta? Lippo merencanakan membangun hotel baru di mal City of Tomorrow Surabaya, kawasan terpadu Kemang Village Jakarta Selatan dan St Moritz Puri Jakarta Barat, juga di Bali.

Kabarnya Lippo baru saja mengakuisisi Hotel Meritus Mandarin Orhard di Singapura. Apakah juga bagian dari Aryaduta?

Kalau soal itu, saya belum tahu. Tampaknya hotel itu masih di bawah kewenangan owner. (Percakapan dengan Robert Adhi Ksp)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com