Muhammad Usamah Zaid bin Yasin (26), creative director serial animasi Malaysia, Upin dan Ipin, tak mengambil pusing mendengar banyaknya suvenir dan CD bajakan tokoh kartun rekaannya itu di Indonesia. Baginya, pembajakan menandakan suksesnya acara kartun tersebut.
”Semakin banyak sebuah acara dibajak, artinya acara itu berjaya, kan?” katanya dengan bahasa Melayu kental seusai menjadi pembicara seminar animasi dalam LA Lights Indie Movie 2010 di Taman Budaya Yogyakarta, akhir pekan lalu.
Menurut pemuda kelahiran Serawak, 19 Desember 1984, itu, pembajakan Upin dan Ipin juga banyak terjadi di Malaysia. Bila dinominalkan, kerugian dari pembajakan memang sangat besar. Namun, pembajakan juga memberi dampak positif dari segi promosi.
Serial animasi Upin dan Ipin mulai dibuat sejak tahun 2006. Serial animasi yang berisi pesan mendidik dan multikulturalisme ini digemari masyarakat di Malaysia dan Indonesia. Saat ini, sudah lebih dari 70 episode Upin dan Ipin yang berdurasi masing-masing 7 menit tersebut diproduksi.
Sebagai ucapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia, para kreator Upin dan Ipin yang terdiri dari Zaid dan dua kawannya menambahkan tokoh Indonesia bernama Susanti. ”Susanti ini apresiasi Upin dan Ipin untuk publik Indonesia,” ujarnya. (IRE)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.