Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Ahmad Yani Masih Layak

Kompas.com - 26/07/2010, 18:13 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang Bambang Swastono menilai bandara tersebut masih layak sehingga tidak perlu dipindah.

"Mengapa harus dipindah? Bandara Ahmad Yani Semarang masih sangat layak. Apalagi investasi untuk bandara ini sudah sangat besar," katanya di Semarang, Senin.

Menurut dia, letak Bandara Ahmad Yani Semarang tidak menghalangi investor yang berniat menanamkan investasinya di Kota Semarang, termasuk kepentingan investor untuk membangun gedung bertingkat.

Larangan untuk membangun gedung dengan ketinggian di atas 45 meter di atas permukaan laut, lanjutnya, hanya untuk jarak radius 4.000 meter atau empat kilometer dari landasan pacu bandara. "Karena itu, masih banyak tempat untuk membangun gedung yang tinggi. Semarang luas, kenapa (bangunan, red.) harus dibangun berdesakan-desakan di dekat bandara," katanya.

Ia mengatakan pemindahan bandara ke lokasi lain tentunya membutuhkan investasi yang tidak sedikit, karena itu lebih baik jika dana itu diinvestasikan untuk pembangunan sektor-sektor lain.

Bambang juga menepis anggapan bahwa Bandara Ahmad Yani tidak layak untuk penerbangan internasional, sebab bandara tersebut memiliki landasan pacu sepanjang 2.680 meter.

"Landasan pacu itu sangat cukup untuk pendaratan semua jenis pesawat, termasuk jenis pesawat berbadan lebar. Kami terus memperbaiki fasilitas pendukung, termasuk terminal penumpang," katanya.

Ia menilai tingkat kunjungan penumpang di bandara tidak ditentukan oleh fasilitasnya, tetapi sangat ditentukan oleh daya tarik suatu daerah, baik dari segi pariwisata, bisnis, dan sebagainya.

Sebagai contoh, kata dia, fasilitas bandara di Yogyakarta, Banjarmasin, dan Balikpapan yang tergolong biasa saja, namun tingkat kunjungan penumpang di sejumlah bandara itu tergolong ramai.

"Tingkat kunjungan penumpang di Bandara Ahmad Yani mencapai sekitar 2.500 penumpang per hari, atau mengalami kenaikan sekitar 15 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya," katanya.

Wacana pemindahan Bandara Ahmad Yani kembali mengemuka, di antaranya disampaikan kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang, mengingat kedekatan letaknya dengan pusat kota.

Kedekatan letak bandara dengan pusat kota itu dinilai menghalangi investor untuk membangun gedung bertingkat dengan ketinggian di atas 45 meter yang bisa mengganggu lalu lintas penerbangan.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo juga mengatakan Bandara Ahmad Yani tidak perlu dipindah, sebab memerlukan dana besar dan pembangunan bandara baru akan memakan waktu yang lama. Pemerintah Provinsi Jateng, kata Bibit, telah berinvestasi cukup besar untuk pengembangan Bandara Ahmad Yani, termasuk rencana pemindahan terminal penumpang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com