KOMPAS.com – Millie Stephanie Lukito adalah pembeli pertama The Residences at W Bali-Seminyak. Dia membeli dua unit vila sekaligus, yang masing-masing berkamar satu tempat tidur.
Millie, putri bungsu Maria Lukito, salah seorang pemilik Blok M Plaza, yang bermitra dengan Alex Tedja dari Grup Pakuwon ini, mengatakan, tidak ada lokasi sebaik Seminyak. Dan vila yang dibelinya itu berada di lokasi prime.
“Layanan W Hotels juga luar biasa. Bayangkan kalau kita tiba tengah malam di Bali, lalu datang ke vila, bisa menikmati spa yang buka 24 jam. Kalau kita capek, petugas hotel akan bilang bahwa kita bisa check-in di dalam kamar. Inilah bedanya,” kata Millie.
Berikut ini wawancara Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan Millie Stephanie Lukito, pemilik Grup Indonesia Tatler di sela-sela peluncuran The Residences at W Bali-Seminyak, di OnFive, Hotel Grand Hyatt Jakarta, Sabtu (22/5/10) malam.
Kabarnya Indonesia Tatler mendapatkan lisensi menerbitkan Majalah Forbes di Indonesia...
Benar sekali. Grup Majalah Indonesia Tatler akan menerbitkan Majalah Forbes mulai bulan Agustus 2010 mendatang.
Siapa saingan Anda dalam hal ini?
Sebelumnya memang saya bersaing dengan para konglomerat antara lain James Riady. Tapi saya tetap jalan terus. Akhirnya manajemen Forbes memilih grup Indonesia Tatler sebagai mitra di Indonesia dan mendapatkan lisensi menerbitkan Forbes, tetap dalam Bahasa Inggris, di Indonesia.
Saya bangga dipercaya Forbes, menerbitkan majalah internasional yang sering memuat daftar orang terkaya tersebut.
Mengapa akhirnya Forbes memilih grup IndonesiaTatler?
Forbes memilih grup Indonesia Tatler karena kami memang fokus dalam bidang penerbitan media. Jadi mereka tidak melihat konglomerat atau bukan.
Tampaknya Anda memang punya passion dalam bidang media...
Saya menyelesakan menyelesaikan pendidikan TK, SD, SMP dan SMA, semua di St Theresia Jakarta. Saya memang punya hobi menulis dan memotret sejak remaja. Passion saya memang bidang media.
Kapan Anda pertama kali menerbitkan majalah?
Tahun 1991, saya mengerjakan majalah internal BCA. Saya ingat saya memotret sendiri, menulis sendiri. Staf majalah ada dua orang. Saya dan satu orang lagi yang sekarang masih bekerja pada saya. Bahkan saya masih ingat tak bisa bayar gaji staf waktu itu.
Karena passion Anda pada bidang media, dunia tulis-menulis dan fotografi, Anda kemudian menerbitkan majalah high-end “Indonesian Tatler”. Kapan Anda menerbitkan Tatler?
Awalnya pada tahun 2000 lalu, saya lihat kok di Malaysia ada Malaysia Tatler, di Singapore juga demikian. Kenapa Indonesia belum ada? Akhirnya saya mengontak principal Tatler di Hongkong dan mendapat lisensi menerbitkan Indonesia Tatler.
Saat Indonesia Tatler terbit, ada yang mempertanyakan majalah ini. Saya memuat foto-foto komunitas high-end dan ini baru pertama di Indonesia. Eh sekarang banyak majalah melakukan hal serupa.
Perkembangan Indonesia Tatler saat ini?
Tiga tahun pertama, menerbitkan majalah ini memang berdarah-darah. Tapi sekarang sudah menunjukkan hasilnya. Kini Majalah Indonesia Tatler yang terbit sebulan sekali ini dan dijual seharga Rp 80.000 per eksemplar ini sudah menginjak usia ke-10 pada tahun 2010 ini.
Tahun ini kami akan memperingati anniversary 10 tahun Indonesia Tatler. Oplah tahun ini mencapai 42.800-an sekali terbit. Dan kami sudah menerbitkan Indonesia Tatler Home, Children, Travel, dan Lifestyle. Saya juga menerbitkan majalah lainnya "Surgery and Beauty" dan "Millionare Asia" serta beberapa majalah lainnya.
Anda pernah menjadi finalis penghargaan bagi wirausaha...
Tahun 2005, saya sempat menjadi finalis penghargaan Ernst & Young untuk spirit, wirausaha, dan ide bisnis. Tapi yang menang waktu itu Pak Jakob Oetama.
Apa prinsip Anda menjalankan kehidupan ini?
“Never give up”, jangan pernah menyerah meskipun di depanmu ada hambatan. (Robert Adhi Ksp)