Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Jalan Tol Perlu Dikaji

Kompas.com - 05/04/2010, 22:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com  - Pemerintah dan investor jalan tol diharapkan bisa mengkaji investasi di suatu ruas tol. Dengan begitu, lalu lintas harian rata-rata atau LHR bisa tercapai pada ruas tol itu selesai dibangun.

Tercapainya target LHR diharapkan dapat mendorong investor tol lainnya untuk ikut menanamkan modal. Sebaliknya, jika LHR tidak tercapai, hal itu bisa menimbulkan efek negatif bagi industri jalan tol dan perbankan. Demikian dikatakan ahli transportasi dari Unika Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, Minggu (4/4) di Semarang.

Menurut Djoko, di ruas tol Kanci-Pejagan yang menghubungkan Kabupaten Cirebon di Jawa Barat dengan Kabupaten Brebes di Jawa Tengah, ternyata LHR-nya tidak sesuai dengan target ideal sebuah jalan tol.

”Di suatu ruas tol, teorinya LHR ideal sebanyak 20.000 kendaraan per hari, tapi di sana tidak mencapai target,” ujar Djoko.

Direktur Utama (Dirut) PT Semesta Marga Raya (SMR) Harya Mitra Hidayat mengatakan, saat ini LHR sudah berada dalam kisaran 8.000-15.000 kendaraan per hari. ”Target kami dalam tahun pertama ini berkisar 15.000-17.000 kendaraan per hari,” kata Harya.

PT SMR merupakan anak perusahaan PT Bakrieland Development Tbk, yang membangun ruas tol Kanci-Pejagan. Ruas tol yang LHR-nya pernah di bawah target adalah Tol Medan-Belawan dan Tol Waru-Sidoarjo.

Hal itu terjadi karena belum terbangunnya kawasan dan akses masuk tol yang jauh memutar. Sementara itu, Dirut PT Translingkar Kita Jaya Bambang Hartanto, investor Tol Cinere-Jagorawi, mengatakan, jika LHR di bawah target, itu merupakan risiko investor.

”Apalagi pemerintah tak pernah menawarkan volume lalu lintas. LHR dihitung oleh investor tol dan konsultan,” ujar Bambang Hartanto. (Haryo Damardono/KOMPAS Cetak)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau